Sedikitnya 33 Orang Tewas dalam Serangan Udara Junta di Rumah Sakit Myanmar

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 11 Des 2025, 18:15
thumbnail-author
Satria Angkasa
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Ilustrasi - Pasukan junta militer Myanmar. (ANTARA/Anadolu/py.) Ilustrasi - Pasukan junta militer Myanmar. (ANTARA/Anadolu/py.) (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Serangan udara yang dilakukan pasukan junta Myanmar terhadap sebuah rumah sakit di negara bagian Rakhine pada Rabu 10 Desember 2025 menewaskan sedikitnya 33 orang, menurut laporan Irrawaddy pada Kamis, 11 Desember 2025.

Insiden yang terjadi bertepatan dengan Hari Hak Asasi Manusia Internasional itu juga menyebabkan 76 orang lainnya mengalami luka-luka, dengan 27 di antaranya berada dalam kondisi kritis.

Menurut keterangan warga di lokasi, sebuah jet tempur milik junta menjatuhkan dua bom seberat 226 kilogram ke rumah sakit umum di kota Mrauk-U.

Komite Perwakilan Pyidaungsu Hluttaw (CRPH), yaitu kelompok mantan anggota parlemen yang mewakili parlemen Burma terpilih terakhir, mengecam serangan tersebut. Mereka menilai waktu pengeboman itu mempertegas pola kekerasan junta. Dalam pernyataannya, CRPH menyebut, "Kami mengutuk keras tindakan tidak manusiawi junta militer yang kejam yang mencoba mendapatkan legitimasi melalui pemilihan palsu. Tindakan ini hanya semakin menyoroti kejahatan yang telah lama dilakukan oleh kudeta militer," tulis kelompok itu melalui akun X.

Baca Juga: Thailand Lancarkan Serangan Udara degan Jet Tempur F-16 ke Pangkalan Militer Kamboja

Konflik etnis yang terjadi di berbagai wilayah kian memperburuk krisis kemanusiaan di Myanmar, yang masih terjebak dalam perang internal hampir empat tahun sejak kudeta militer pada Februari 2021.

Pengambilalihan kekuasaan oleh militer tersebut menggulingkan pemerintahan terpilih yang sebelumnya dipimpin Liga Demokrasi Nasional (NLD) dengan Aung San Suu Kyi sebagai pucuk pimpinan, dan sejak itu negara berada di bawah status darurat selama lebih dari empat tahun.

Pada Juli lalu, pihak militer mengumumkan penyerahan kekuasaan secara nominal kepada pemerintahan sementara yang dipimpin sipil menjelang pemilihan umum yang direncanakan berlangsung pada Desember dan Januari. Kendati demikian, kepala junta tetap mempertahankan posisinya sebagai presiden sementara.

 

(Sumber : Antara)

TERKINI

600 Artefak Bersejarah Dicuri, Polisi Minta Bantuan Warga

Luar Negeri Jumat, 12 Des 2025 | 07:50 WIB

NATO Tantang Putin Soal Perdamaian Ukraina

Luar Negeri Jumat, 12 Des 2025 | 07:39 WIB

Seskab Teddy Soal Kunjungan Prabowo ke Pakistan: Historis Penting

Luar Negeri Jumat, 12 Des 2025 | 07:39 WIB

Mantan Presiden Bolivia Luis Arce Ditangkap Terkait Kasus Korupsi

Luar Negeri Jumat, 12 Des 2025 | 07:39 WIB

Ribu-ribut China ke Meksiko

Luar Negeri Jumat, 12 Des 2025 | 07:37 WIB

Turis Inggris Kena Cacar Monyet Usai Liburan ke Asia

Luar Negeri Jumat, 12 Des 2025 | 07:32 WIB

Junta Myanmar Serang Rumah Sakit, Lebih dari 30 Tewas

Luar Negeri Jumat, 12 Des 2025 | 07:30 WIB

Menteri di Korsel Mundur Usai Dituduh Terima Dana Ilegal

Luar Negeri Jumat, 12 Des 2025 | 07:26 WIB
Load More
x|close