Ntvnews.id, Sudan - Sedikitnya 43 orang tewas dan 37 lainnya luka-luka akibat serangan yang dilancarkan oleh milisi Pasukan Dukungan Cepat (RSF) terhadap Kota Barah di Provinsi Kordofan Utara, Sudan, demikian laporan Al Jazeera yang mengutip pernyataan dari komisi bantuan kemanusiaan setempat.
Pada 26 Oktober, kelompok bersenjata tersebut mengklaim telah berhasil menguasai markas Divisi Infanteri ke-6 Angkatan Darat Sudan di Kota Al Fashir, setelah 18 bulan pertempuran sengit untuk memperebutkan wilayah yang menjadi benteng utama pemerintah di Darfur Utara itu.
Sementara itu, Panglima Angkatan Darat Sudan Abdel Fattah al-Burhan pada Selasa mengumumkan penarikan pasukan militer dari kota tersebut, menyusul intensitas pertempuran yang terus meningkat.
Baca Juga: 2 Tewas dalam Serangan Udara Terbaru Israel ke Lebanon
Kemudian pada 29 Oktober, Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan keprihatinan mendalam terhadap laporan mengenai pelanggaran hak asasi manusia secara massal yang terjadi di ibu kota Darfur Utara, dan menegaskan dukungannya terhadap penyelesaian damai konflik di Sudan.
Konflik bersenjata antara RSF dan militer Sudan telah berlangsung sejak April 2023. Pada Maret 2024, militer Sudan sempat mengumumkan keberhasilannya dalam mengusir pasukan pemberontak dari ibu kota negara, Khartoum.
Namun demikian, pada April 2024, RSF kembali meningkatkan serangan di wilayah barat dan selatan Sudan, sekaligus mengumumkan pembentukan pemerintahan tandingan, memperpanjang ketegangan dan memperburuk kondisi kemanusiaan di negara tersebut.
(Sumber : Antara)
Arsip - Seorang bocah mencari makanan di kamp pengungsi di El Fasher, Darfur Utara, Sudan 9 Juli 2025. (ANTARA/Xinhua/HO-UNICEF/aa) (Antara)