Israel Tahan 223 Aktivis Internasional dari Armada Sumud Flotilla Menuju Gaza

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 2 Okt 2025, 16:20
thumbnail-author
Irene Anggita
Penulis
thumbnail-author
Dedi
Editor
Bagikan
Kapal-kapal yang tergabung dalam Flotila Global Sumud (GSF) bersiap untuk berlayar menuju Gaza, Palestina dari pulau Syros, Yunani, Minggu (14/9/2025). Kapal-kapal yang tergabung dalam Flotila Global Sumud (GSF) bersiap untuk berlayar menuju Gaza, Palestina dari pulau Syros, Yunani, Minggu (14/9/2025). (ANTARA)

Ntvnews.id, Jakarta - Sebanyak 223 aktivis internasional yang tergabung dalam konvoi bantuan menuju Gaza ditahan oleh pasukan Israel, demikian keterangan penyelenggara pada Kamis.

Melalui akun X resminya, Global Sumud Flotilla menyatakan bahwa 15 kapal telah dipastikan diserang pasukan Israel sejak Rabu malam, 1 Oktober 2025, sementara delapan kapal lainnya kemungkinan sedang dalam serangan.

Baca Juga: Kapal Perang Israel Cegat Armada Global Sumud, Aktivis dan Politisi Disandera

Flotilla tersebut juga mengunggah nama beserta kewarganegaraan 223 aktivis di kapal yang diserang melalui Instagram, meski hingga saat ini situasi masih terus berkembang.

Sementara itu, pelacak resmi flotilla mencatat bahwa total 20 kapal telah diserang, sedangkan 24 kapal lainnya masih melanjutkan perjalanan menuju Gaza.

Menurut Erdem Ozveren, seorang aktivis asal Turki yang ikut dalam misi global tersebut, jarak kapal mereka kini kurang dari 30 mil laut dari Gaza.

Baca Juga: Aktivis Global Sumud Flotilla Ditahan Israel, Akan Dibawa ke Pelabuhan Ashdod

Konvoi flotilla ini sebagian besar membawa bantuan kemanusiaan dan pasokan medis, yang berlayar sejak akhir Agustus. Ini menjadi pertama kalinya dalam beberapa tahun terakhir lebih dari 50 kapal berlayar bersama menuju pesisir Jalur Gaza, dengan membawa lebih dari 500 sukarelawan sipil dari lebih 45 negara.

Israel sendiri telah memberlakukan blokade atas Gaza, wilayah berpenduduk hampir 2,4 juta jiw, selama hampir 18 tahun. Blokade tersebut diperketat pada Maret lalu ketika penyeberangan perbatasan ditutup dan pengiriman makanan serta obat-obatan diblokir, yang memperparah kondisi kelaparan di wilayah tersebut.

Sejak Oktober 2023, serangan udara Israel telah menewaskan lebih dari 66.000 warga Palestina, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.

Baca Juga: Militer Israel Tewaskan 51 Warga Palestina di Jalur Gaza dalam Sehari

PBB bersama kelompok-kelompok hak asasi manusia berulang kali mengingatkan bahwa Gaza kini semakin tidak layak huni, dengan kelaparan dan wabah penyakit yang menyebar cepat.

Sumber: ANTARA

x|close