PBB Sebut Israel Bunuh Rata-Rata 100 Warga Palestina Per Hari di Gaza

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 2 Okt 2025, 07:25
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Suasana di jalan Rashid, sebuah jalan di area pantai Kota Gaza barat, di mana seorang anak Palestina asal Jalur Gaza menyelamatkan diri ke area selatan di tengah operasi militer skala besar Israel di Kota Gaza, pada 18 September 2025. Suasana di jalan Rashid, sebuah jalan di area pantai Kota Gaza barat, di mana seorang anak Palestina asal Jalur Gaza menyelamatkan diri ke area selatan di tengah operasi militer skala besar Israel di Kota Gaza, pada 18 September 2025. (ANTARA)

Ntvnews.id, New York - Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) melaporkan pada Rabu bahwa tentara Israel membunuh rata-rata 100 warga Palestina setiap hari di Jalur Gaza. Angka ini belum termasuk korban yang meninggal akibat kelaparan serta minimnya layanan medis.

“Rata-rata 100 orang tewas setiap hari di Gaza akibat operasi militer Israel atau penembakan di titik distribusi bantuan Gaza Humanitarian Foundation (GHF). Sementara lainnya meninggal karena kelaparan atau kurangnya layanan medis,” tulis Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini di platform X.

Sejak Oktober 2023, jumlah korban tewas di Gaza telah melampaui 66.100 jiwa, sebagian besar perempuan dan anak-anak. Serangan terus-menerus telah membuat wilayah tersebut tidak layak huni sekaligus memperburuk kondisi kelaparan massal.

Pada 27 Mei lalu, Israel meluncurkan skema distribusi bantuan terpisah melalui GHF yang didukung Amerika Serikat. Skema ini secara langsung memotong peran PBB dan organisasi kemanusiaan internasional.

Baca Juga: Paus Leo XIV Sebut Rencana Perdamaian Gaza dari Trump Realistis, Hamas Diminta Terima

Sejak peluncuran skema tersebut, hampir 2.600 orang tewas dan 19.000 lainnya luka-luka akibat tembakan Israel saat mencoba mendapatkan bantuan di titik distribusi.

“Jumlah korban yang terus meningkat justru memicu sikap acuh tak acuh yang meluas,” kata Lazzarini, seraya menekankan pentingnya pendokumentasian kejahatan Israel.

“Penderitaan ini harus didengar dan ditanggapi,” tambahnya, sambil kembali menyerukan gencatan senjata segera.

Dalam pertemuan terpisah dengan Lazzarini di sela Munich Leaders Meeting di Arab Saudi, Menteri Luar Negeri Mesir Badr Abdelatty menyampaikan komitmen dukungan bagi UNRWA dalam membantu pengungsi Palestina, terutama di Gaza.

Baca Juga: Malaysia Setuju Inisiatif Usulan Trump untuk Akhiri Perang di Gaza

Menurut pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri Mesir, Abdelatty menegaskan pentingnya dukungan politik dan finansial untuk UNRWA, serta meminta komunitas internasional menekan Israel agar mengizinkan masuknya konvoi bantuan di tengah kelaparan akibat kebijakan blokade.

Pada Oktober 2024, Israel memutus seluruh operasi UNRWA di Tepi Barat dan Gaza setelah parlemen Knesset menyetujui keputusan tersebut. Langkah itu dilakukan menyusul tuduhan keterlibatan sejumlah staf UNRWA dalam serangan 7 Oktober 2023.

Sejak berdiri pasca-Nakba 1948, UNRWA telah menyalurkan bantuan bagi sekitar 5,9 juta pengungsi Palestina di Gaza, Tepi Barat, Lebanon, Yordania, dan Suriah.

x|close