Ntvnews.id, Yerusalem - Palestina menyatakan dukungan terhadap inisiatif Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang berupaya mengakhiri perang di Gaza, sekaligus menegaskan kembali komitmen untuk bekerja sama dengan Washington dan pihak-pihak terkait demi mencapai perdamaian.
“Negara Palestina menyambut baik upaya tulus dan penuh tekad Presiden Donald J. Trump untuk mengakhiri perang di Gaza dan menegaskan keyakinannya atas kemampuannya untuk menemukan jalan menuju perdamaian,” demikian pernyataan kepresidenan yang dikutip dari WAFA, Rabu, 1 Oktober 2025.
Kepresidenan Palestina menyoroti pentingnya kemitraan dengan AS dalam mewujudkan perdamaian kawasan. Mereka juga memperbarui “komitmen bersama untuk bekerja sama dengan Amerika Serikat, negara-negara di kawasan, dan mitra untuk mengakhiri perang di Gaza melalui perjanjian yang komprehensif.”
Dalam pernyataan itu, ditegaskan bahwa kesepakatan menyeluruh dibutuhkan agar bantuan kemanusiaan dapat masuk secara memadai ke Gaza, pembebasan sandera Israel dan tahanan Palestina terlaksana, serta mekanisme perlindungan bagi rakyat Palestina terbentuk. Selain itu, pernyataan juga menuntut penarikan penuh Israel dari Jalur Gaza.
Baca Juga: Palestina Sambut Positif Rencana Trump Akhiri Perang Gaza, Siap Bekerja Sama dengan AS
Langkah-langkah tersebut dinilai akan memastikan penyatuan wilayah dan institusi Palestina, baik di Jalur Gaza maupun Tepi Barat termasuk Yerusalem Timur, serta mengakhiri pendudukan.
Menurut kepresidenan, jalan ini membuka peluang bagi perdamaian adil berbasis solusi dua negara, di mana Palestina merdeka dan berdaulat dapat hidup berdampingan dengan Israel dalam keamanan, perdamaian, dan hubungan bertetangga yang baik sesuai legitimasi internasional.
Baca Juga: Indonesia Tekankan Akuntabilitas sebagai Kunci Perdamaian Palestina saat di Dewan HAM PBB
Sebelumnya, pada Senin, 29 September 2025, Presiden Trump memaparkan rencana 20 poin untuk mengakhiri konflik di Gaza dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Rencana itu mencakup pembebasan tawanan Israel dengan imbalan sejumlah tahanan Palestina, pelucutan senjata Hamas secara penuh, serta pembentukan komite teknokratis dan apolitis asal Palestina untuk mengelola wilayah tersebut.
Sejak Oktober 2023, serangan Israel telah menewaskan lebih dari 66.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak. Pengeboman terus-menerus membuat Gaza nyaris tak layak huni dan memicu kelaparan.