Netanyahu Tegaskan Pasukan Israel Tetap Bertahan di Gaza Meski Dukung Rencana Perdamaian Trump

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 1 Okt 2025, 07:05
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Benjamin Netanyahu, pemimpin Israel yang menjadi target surat perintah penangkapan dari Mahkamah Pidana Internasional (ICC). Benjamin Netanyahu, pemimpin Israel yang menjadi target surat perintah penangkapan dari Mahkamah Pidana Internasional (ICC). (Antara)

Ntvnews.id, Tel Aviv - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa pasukan militer Israel akan tetap berada di sebagian besar wilayah Jalur Gaza, meskipun dirinya menyatakan dukungan terhadap rencana perdamaian yang diusulkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Dukungan tersebut disampaikan Netanyahu dalam pertemuan di Gedung Putih, Washington DC, pada Senin, 29 September 2025 waktu setempat.

Seperti dilansir dari AFP, Rabu, 1 Oktober 2025, Netanyahu menekankan hal itu kembali melalui pernyataan video yang dirilis via saluran Telegram miliknya pada dini hari setelah pertemuan dengan Trump.

"Kita akan membebaskan semua sandera kita, dalam keadaan hidup dan sehat, sementara (militer Israel) akan tetap berada di sebagian besar wilayah Jalur Gaza," ujar Netanyahu.

Baca Juga: Federasi Sepakbola Norwegia Desak UEFA Skors Israel dari Kompetisi Eropa

Rencana perdamaian yang diinisiasi Trump berisi 20 poin, di antaranya mencakup gencatan senjata, pembebasan semua sandera oleh Hamas dalam 72 jam setelah gencatan senjata disepakati, pembebasan tahanan Palestina oleh Israel, perlucutan senjata Hamas, serta penarikan pasukan Israel secara bertahap dari Jalur Gaza.

Selain itu, terdapat pula poin terkait pengerahan "pasukan stabilisasi internasional sementara" dan pembentukan otoritas transisi bernama "Board of Peace" yang dipimpin Trump, dengan anggota termasuk mantan PM Inggris Tony Blair. Rencana tersebut juga mengecualikan Hamas dari pemerintahan mendatang, kecuali bagi anggotanya yang bersedia melucuti senjata dan "hidup berdampingan secara damai" di Gaza, yang akan diberikan amnesti.

Dalam pernyataan bersama Trump, Netanyahu menegaskan dukungannya terhadap gagasan tersebut.

"Saya mendukung rencana Anda untuk mengakhiri perang di Gaza, yang mencapai tujuan-tujuan perang kami," ucap Netanyahu seperti dilaporkan Reuters.

Baca Juga: Tegas! Microsoft Hentikan Layanan untuk Unit Militer Israel

"Rencana itu akan membawa kembali semua sandera kami ke Israel, membongkar kemampuan militer Hamas, mengakhiri kekuasaan politiknya, dan memastikan bahwa Gaza tidak akan pernah lagi menjadi ancaman bagi Israel," tambahnya.

Sementara itu, Trump menyampaikan apresiasi atas dukungan Netanyahu. Ia berterima kasih "atas persetujuannya terhadap rencana tersebut dan atas kepercayaannya bahwa jika kita bekerja sama, kita dapat mengakhiri kematian dan kehancuran yang telah kita saksikan selama bertahun-tahun, puluhan tahun, bahkan berabad-abad".

Di sisi lain, tanggapan resmi dari Hamas terkait rencana perdamaian ini belum diketahui. Reuters melaporkan seorang pejabat Hamas menyebut pihaknya akan memberikan respons setelah meninjau proposal Trump tersebut "dengan itikad baik", usai menerima dokumen dari Qatar dan Mesir. Namun, absennya Hamas dalam negosiasi serta penolakannya untuk melucuti senjata menimbulkan keraguan terhadap kelayakan rencana itu.

x|close