Ntvnews.id, Gaza - Kelompok pejuang Palestina, Hamas, menegaskan belum menerima proposal baru terkait gencatan senjata di Jalur Gaza dari para mediator, meski sebelumnya menyatakan siap membahas setiap tawaran yang diajukan.
Pernyataan itu dirilis pada Minggu, 28 September 2025, sekaligus membantah laporan sejumlah media internasional yang menyebut Hamas telah menerima proposal dari Amerika Serikat untuk menghentikan perang di Gaza.
“Hamas menegaskan belum menerima proposal baru dari para mediator,” kata kelompok itu dalam keterangan tertulis yang dikutip dari Anadolu Agency, Senin, 29 September 2024
Hamas menyebut perundingan gencatan senjata terhenti sejak serangan udara Israel pada 9 September yang menewaskan lima anggota pimpinan Hamas di Doha, Qatar. “Namun Hamas menegaskan kesiapannya mempelajari setiap proposal yang diterima secara positif dan bertanggung jawab, selama usulan tersebut menghormati hak-hak nasional rakyat Palestina,” tambah pernyataan itu.
Baca Juga: Malaysia Bantah Keras Tudingan Sebagai Pusat Operasi Hamas
Media AS sebelumnya melaporkan Presiden Donald Trump telah mempresentasikan rencana perdamaian 21 poin kepada para pemimpin Arab pada 25 September. Rencana itu mencakup gencatan senjata permanen di Gaza, pembebasan seluruh sandera Israel, pemerintahan Gaza tanpa Hamas, dan penarikan bertahap pasukan Israel.
Para pemimpin Arab dikabarkan mendukung sebagian besar isi proposal tersebut, namun meminta jaminan tambahan, termasuk pencegahan aneksasi Tepi Barat, pemeliharaan status quo Yerusalem, peningkatan bantuan kemanusiaan, serta penanganan pemukiman Israel.
Sejak Israel melancarkan serangan pada Oktober 2023, Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan sedikitnya 66.000 warga Palestina tewas, sebagian besar perempuan dan anak-anak. Serangan udara tanpa henti itu juga menjadikan Gaza hampir tak layak huni, memicu kelaparan, dan memperburuk penyebaran penyakit.