Ntvnews.id, Beijing - Pemerintah China menegaskan dukungannya terhadap setiap langkah untuk menghentikan perang di Gaza, Palestina, termasuk usulan yang disampaikan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
"China menyambut baik dan mendukung semua upaya yang kondusif untuk meredakan ketegangan antara Palestina dan Israel dan mendesak pihak-pihak terkait untuk menerapkan resolusi PBB, mewujudkan gencatan senjata penuh di Gaza dan membebaskan semua tahanan serta meringankan krisis kemanusiaan sesegera mungkin," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, dalam konferensi pers di Beijing, sebagaimana dikutip dari Xinhua, Rabu, 1 Oktober 2025.
Sebelumnya, Senin, 29 September 2025, Presiden Trump mengumumkan rencana damai berisi 20 poin yang diharapkan mampu mengakhiri perang genosida Israel di Jalur Gaza serta membebaskan seluruh sandera. Trump menyebut Hamas sebagai satu-satunya pihak yang belum menyetujui rencana tersebut, meski belum jelas apakah kelompok itu telah menerima dokumennya sebelum diumumkan.
Baca Juga: PM Australia Tegaskan Pengakuan Palestina
Dalam usulan itu, Trump mengajukan pembentukan badan transisi bernama "board of peace" yang akan dipimpin langsung olehnya, dengan dukungan tokoh dunia seperti Tony Blair. Badan tersebut direncanakan bekerja sama dengan Bank Dunia dan lembaga internasional lain guna membentuk pemerintahan baru yang melibatkan warga Palestina serta pakar global, tanpa keterlibatan Hamas maupun "kelompok lain".
"China menganjurkan penegakan prinsip 'Palestina memerintah Palestina' dan menerapkan solusi dua negara," tambah Guo Jiakun. Ia menegaskan kesiapan Beijing untuk bekerja sama dengan dunia internasional dalam mencari solusi yang komprehensif, adil, dan berkelanjutan bagi masalah Palestina.
Rencana Trump juga memuat ketentuan penghentian perang segera setelah kedua pihak setuju, penarikan pasukan Israel secara bertahap, serta pemulangan seluruh sandera dalam 72 jam. Israel diwajibkan membebaskan 250 napi seumur hidup dan 1.700 tahanan Gaza, sementara jenazah sandera Israel akan ditukar dengan 15 jenazah warga Gaza untuk setiap kasusnya.
Baca Juga: Palestina Ajukan Keanggotaan Penuh BRICS, Namun...
Anggota Hamas yang menyerahkan senjata dan memilih hidup damai dijanjikan amnesti, sedangkan yang ingin meninggalkan Gaza akan difasilitasi. Bantuan kemanusiaan berupa infrastruktur, rumah sakit, makanan, dan alat berat untuk rekonstruksi juga akan segera dikirim.
Sejak Oktober 2023, perang di Gaza telah menewaskan lebih dari 66.000 warga Palestina, mayoritas perempuan dan anak-anak. Sebagian besar wilayah hancur, jutaan orang mengungsi, dan penduduk menghadapi kelaparan, krisis air bersih, serta ancaman penyakit, sementara Israel terus melanjutkan operasi militer dengan dukungan penuh dari AS.