Kamboja Tuduh Thailand Tembakkan Gas Beracun

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 11 Des 2025, 08:30
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Juru bicara Kementerian Pertahanan Nasional Kamboja, Letnan Jenderal Maly Socheata. Juru bicara Kementerian Pertahanan Nasional Kamboja, Letnan Jenderal Maly Socheata. (BBC)

Ntvnews.id, Phnom Phen - Pemerintah Kamboja menuding militer Thailand melepaskan tembakan gas beracun terhadap warga sipil di kawasan perbatasan. Tuduhan tersebut disampaikan melalui unggahan di akun Facebook resmi Kementerian Pertahanan Kamboja pada Rabu, 10 Desember 2025.

“Pada pukul 14.22, militer Thailand menembakkan gas beracun ke wilayah O Bei Chon, distrik Ou Chrov, provinsi Banteay Meanchey, tempat tinggal warga sipil,” demikian pernyataan Kementerian Pertahanan Kamboja, dikutip dari akun Facebook resmi mereka, 10 Desember 2025.

Dalam unggahan yang sama, pihak Kementerian Pertahanan menilai tindakan itu sebagai serangan brutal yang tidak membedakan sasaran serta dianggap melanggar hukum humaniter internasional.

Baca Juga: Konflik Hari Ke-4, Lebih dari 100 Ribu Warga Kamboja Mengungsi

Otoritas Kamboja juga menegaskan akan memberikan informasi tambahan seiring perkembangan di lapangan.

Namun, pernyataan Kamboja tersebut mendapat bantahan keras dari Thailand. Mengutip The Nation Thailand, Angkatan Darat Kerajaan Thailand melalui Juru Bicara Mayor Jenderal Winthai Suvaree membantah tuduhan itu dan menyebutnya tidak memiliki dasar.

Winthai juga meminta Kamboja menghentikan penyebaran informasi yang menurutnya menyesatkan. Ia kembali menekankan bahwa tuduhan tersebut tidak dapat dibuktikan dan tidak didukung bukti yang kredibel.

Arsip - Tentara Kamboja berjaga di kawasan perbatasan Oddar Meanchey, 29 Agustus 2025, di tengah gencatan senjata dengan Thailand menyusul konflik di perbatasan kedua negara. (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/rwa) <b>(Antara)</b> Arsip - Tentara Kamboja berjaga di kawasan perbatasan Oddar Meanchey, 29 Agustus 2025, di tengah gencatan senjata dengan Thailand menyusul konflik di perbatasan kedua negara. (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/rwa) (Antara)

Menurut Winthai, situasi di lapangan justru memperlihatkan bahwa pasukan Kamboja telah melakukan operasi ofensif ke wilayah Thailand sejak Minggu, 7 Desember 2025. Ia menuduh pasukan Kamboja melepaskan tembakan senjata ringan dan berat secara sembarangan, termasuk ke fasilitas medis serta pemukiman sipil.

Militer Thailand turut menuding Kamboja menggunakan komunitas warga dan situs bersejarah seperti kompleks kuil Preah Vihear sebagai perisai dalam operasi militernya.

Baca Juga: Presiden Kamboja Ungkap Balas Serangan Setelah Menahan Diri Lebih dari 24 Jam

Dalam pernyataannya, Winthai menyebut pasukan Kamboja menempatkan mortar, artileri, dan sistem anti-drone di dalam area warisan dunia tersebut untuk menyerang Thailand.

Pihak Thailand menilai tindakan tersebut sebagai pelanggaran terhadap pemahaman gencatan senjata dan prinsip hukum humaniter internasional. Militer Thailand menegaskan bahwa seluruh serangan mereka hanya diarahkan pada sasaran militer yang dianggap mengancam keamanan nasional.

x|close