Jumlah Warga Sipil Kamboja yang Tewas dalam Serangan Thailand Meningkat

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 9 Des 2025, 14:08
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Militer Thailand berpatroli di area Chong Bok dekat perbatasan yang disengketakan dengan Kamboja. Foto arsip: Reuters Militer Thailand berpatroli di area Chong Bok dekat perbatasan yang disengketakan dengan Kamboja. Foto arsip: Reuters (Reuters)

Ntvnews.id, Phnom Penh - Otoritas Kamboja menyampaikan bahwa dua warga sipil kembali menjadi korban tewas dalam serangan terbaru yang dilakukan Thailand di wilayah perbatasan yang masih disengketakan. Dengan tambahan itu, total korban jiwa akibat serangan militer Thailand kini meningkat menjadi sedikitnya enam orang.

Dilansir dari AFP, Selasa, 9 Desember 2025, dalam pernyataan terbaru yang diunggah di Facebook, Kementerian Pertahanan Kamboja menjelaskan bahwa pasukan Thailand menembaki posisi-posisi militer mereka sesaat setelah Senin, 8 Desember 2025 tengah malam hingga Selasa, 9 Desember 2025 dini hari waktu setempat.

Serangan itu dilaporkan mengarah ke wilayah perbatasan Banteay Meanchey dan mengakibatkan korban sipil.

Baca Juga: Malaysia Serukan Thailand dan Kamboja Menahan Diri di Tengah Gejolak

"Mengakibatkan tewasnya dua warga sipil yang sedang bepergian di ruas Jalan Nasional 56 akibat penembakan," demikian pernyataan Kementerian Pertahanan Kamboja.

Menteri Penerangan Kamboja, Neth Pheaktra, mengatakan kepada AFP bahwa sedikitnya empat warga sipil juga tewas akibat serangan pasukan Thailand pada Senin, 8 Desember 2025 di Provinsi Preah Vihear dan Oddar Meanchey yang berbatasan langsung dengan Thailand. Sekitar 10 warga sipil lainnya turut mengalami luka-luka.

Sementara itu, militer Thailand menyebut satu tentaranya tewas dan 18 lainnya luka-luka sejak pecahnya pertempuran terbaru pada Minggu, 7 Desember 2025 waktu setempat.

Arsip - Tentara Kamboja berjaga di kawasan perbatasan Oddar Meanchey, 29 Agustus 2025, di tengah gencatan senjata dengan Thailand menyusul konflik di perbatasan kedua negara. (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/rwa) <b>(Antara)</b> Arsip - Tentara Kamboja berjaga di kawasan perbatasan Oddar Meanchey, 29 Agustus 2025, di tengah gencatan senjata dengan Thailand menyusul konflik di perbatasan kedua negara. (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/rwa) (Antara)

Kedua negara terus saling menyalahkan sebagai pihak yang memicu pertempuran. Militer Thailand pada Senin, 8 Desemeber 2025 menyatakan bahwa mereka telah melancarkan serangan udara dan menggunakan tank sebagai balasan terhadap serangan Kamboja.

Konflik perbatasan antara Thailand dan Kamboja telah berlangsung lebih dari satu abad, dipicu oleh perselisihan mengenai kedaulatan atas sejumlah titik yang tidak memiliki garis batas jelas sepanjang 817 kilometer. Garis perbatasan tersebut pertama kali dipetakan oleh Prancis pada tahun 1907 ketika Kamboja berada di bawah kolonialisme.

Baca Juga: PM Malaysia Prihatin Bentrokan Kamboja–Thailand, Desak Kedua Negara Damai

Pada Juli lalu, perselisihan tersebut sempat memanas menjadi konflik selama lima hari dan melibatkan serangan roket serta tembakan artileri berat dari kedua belah pihak. Peristiwa itu menewaskan sedikitnya 48 orang dan memaksa sekitar 300.000 warga mengungsi. Konflik kemudian mereda setelah gencatan senjata yang dimediasi Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Namun, setelah terjadinya insiden ledakan ranjau yang melukai salah satu tentaranya bulan lalu, Thailand memutuskan untuk menangguhkan pelaksanaan gencatan senjata dengan Kamboja, sehingga ketegangan kembali meningkat di kawasan tersebut.

x|close