Ntvnews.id, Bangkok - Perdana Menteri (PM) Thailand Anutin Charnvirakul pada Senin menegaskan bahwa dirinya akan menggunakan "haknya yang sah untuk membela diri" demi menjaga kedaulatan negara dan keutuhan wilayah Thailand, menyusul terjadinya bentrokan di kawasan perbatasan dengan Kamboja.
Dilansir dari Xinhua, Selasa, 9 Desember 2025, dalam pidato yang disiarkan melalui televisi nasional setelah keluarnya resolusi dari Dewan Keamanan Nasional Thailand, Anutin menyampaikan bahwa operasi militer akan dijalankan sesuai kebutuhan situasi di lapangan.
Ia menekankan bahwa tindakan tersebut akan dilakukan dengan penuh kehati-hatian, mengikuti aturan pertempuran (rules of engagement), dan tetap mengedepankan prinsip-prinsip kemanusiaan.
Baca Juga: Kamboja Tuduh Thailand Picu Ketegangan Baru di Perbatasan
Pemerintah juga memerintahkan evakuasi warga sipil ke lokasi-lokasi penampungan sementara. Selain itu, seluruh lembaga terkait diminta memastikan tersedianya pasokan makanan, layanan kesehatan, serta berbagai kebutuhan dasar lainnya.
Pidato ini muncul setelah meningkatnya kekerasan di perbatasan Thailand–Kamboja sejak Minggu, 7 Desember 2025. Menurut Angkatan Darat Thailand, insiden tersebut telah menewaskan seorang prajurit Thailand dan menyebabkan delapan lainnya luka-luka.
Perdana Menteri Thailand, Anutin Charnvirakul. (AFP)