Fakta-fakta Terbaru Thailand Kamboja Saling serang

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 8 Des 2025, 14:41
thumbnail-author
Satria Angkasa
Penulis
thumbnail-author
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Arsip - Tentara Kamboja berjaga di kawasan perbatasan Oddar Meanchey, 29 Agustus 2025, di tengah gencatan senjata dengan Thailand menyusul konflik di perbatasan kedua negara. (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/rwa) Arsip - Tentara Kamboja berjaga di kawasan perbatasan Oddar Meanchey, 29 Agustus 2025, di tengah gencatan senjata dengan Thailand menyusul konflik di perbatasan kedua negara. (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/rwa) (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Ketegangan di perbatasan Thailand dan Kamboja kembali meningkat setelah bentrokan bersenjata pecah di sejumlah titik wilayah perbatasan. Eskalasi terbaru ini memicu korban jiwa, luka-luka, serta pengungsian besar-besaran warga sipil dari kedua negara.

Berikut sejumlah fakta utama terkait konflik Thailand–Kamboja yang kembali memanas tersebut.

- Bentrokan terbaru di perbatasan Thailand dan Kamboja disebut sebagai konfrontasi paling serius sejak kedua negara menandatangani gencatan senjata pada Juli lalu. Konflik terjadi di wilayah yang sejak lama menjadi area sensitif akibat sengketa perbatasan yang belum terselesaikan.

- Korban jiwa dilaporkan dari pihak militer Thailand. Angkatan Darat Thailand menyatakan satu prajuritnya tewas dan delapan lainnya mengalami luka-luka. Di sisi lain, pejabat Kamboja melaporkan tiga warga sipil mereka turut mengalami cedera akibat bentrokan tersebut.

- Kedua negara saling menuding sebagai pihak yang lebih dulu memulai serangan. Tuduhan timbal balik ini memperburuk situasi dan meningkatkan risiko eskalasi lanjutan di kawasan perbatasan.

- Thailand mengakui telah melancarkan serangan udara ke wilayah Kamboja. Menurut otoritas militer Thailand, serangan itu ditujukan pada target militer Kamboja yang dinilai dapat mengancam keamanan perbatasan Thailand.

- Konflik berdampak langsung pada warga sipil di kedua negara. Puluhan ribu penduduk dilaporkan dievakuasi dari kawasan perbatasan demi menghindari potensi serangan lanjutan. Seorang guru asal Thailand kepada BBC mengatakan bahwa bentrokan ini sangat mengganggu kehidupan para siswa yang tinggal di wilayah perbatasan.

Baca Juga: Militer Thailand Klaim Kamboja Kerahkan Tank, Drone, dan Serangan Artileri di Perbatasan

- Pengamat menilai gencatan senjata antara kedua negara berada dalam posisi rapuh. Koresponden Asia Tenggara BBC, Jonathan Head, menyebut perbedaan historis mengenai garis perbatasan Thailand–Kamboja hingga kini belum menemukan solusi permanen.

- Perdana Menteri Thailand, Anutin Charnvirakul, menegaskan bahwa negaranya tidak menginginkan kekerasan. Ia mengatakan Thailand “tidak pernah menginginkan kekerasan” namun akan “menggunakan cara-cara yang diperlukan untuk menjaga kedaulatannya”. Dalam konferensi pers yang baru saja berakhir, ia juga mengimbau masyarakat untuk “percaya pada pemerintah dan kemampuan militer” dalam menangani bentrokan tersebut.

- Bentrokan kali ini terjadi hanya beberapa pekan setelah Thailand dan Kamboja menandatangani kesepakatan damai yang dipimpin Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Thailand kemudian secara sepihak menangguhkan kesepakatan tersebut bulan lalu, sementara Kamboja menegaskan tetap berkomitmen pada perjanjian itu. Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, yang sebelumnya terlibat dalam mediasi, memperingatkan bahwa eskalasi ini berisiko merusak upaya panjang menstabilkan hubungan kedua negara.

x|close