Sekjen PBB Desak Thailand dan Kamboja Hindari Eskalasi Konflik Perbatasan

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 9 Des 2025, 14:42
thumbnail-author
Naurah Faticha
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Warga sipil Kamboja mengungsi dari rumah mereka di dekat perbatasan dengan Thailand di Provinsi Preah Vihear, Kamboja, Senin, 8 Desember 2025. ANTARA/Agence Kampuchea Presse/Handout via Xinhua/pri. Warga sipil Kamboja mengungsi dari rumah mereka di dekat perbatasan dengan Thailand di Provinsi Preah Vihear, Kamboja, Senin, 8 Desember 2025. ANTARA/Agence Kampuchea Presse/Handout via Xinhua/pri. (Antara)

Ntvnews.id, Hamilton, Kanada - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pada Senin, 8 Desember 2025, menyampaikan kekhawatiran mengenai kembali terjadinya bentrokan bersenjata antara Thailand dan Kamboja. Ia mendesak kedua pemerintah agar menahan diri untuk mencegah eskalasi konflik di wilayah perbatasan.

“Sekjen menyampaikan keprihatinan usai mendengar laporan mengenai bentrokan terbaru antara Kamboja dengan Thailand, terutama tentang serangan udara dan mobilisasi alat berat di wilayah perbatasan. Dia mendesak kedua pihak menahan diri dan menghindari eskalasi,” ujar Juru Bicara Stephane Dujarric dalam sebuah pernyataan.

Pernyataan tersebut mengungkapkan bahwa pertikaian di kawasan perbatasan telah mengakibatkan korban jiwa warga sipil, kerusakan fasilitas sipil, serta menyebabkan penduduk mengungsi dari daerah terdampak.

Baca Juga: Perang Pecah dengan Kamboja, PM Thailand: Saya Akan Gunakan Hak Sah untuk Membela Diri

Guterres menegaskan bahwa kedua negara harus memastikan perlindungan terhadap warga sipil, termasuk memberikan akses terhadap bantuan kemanusiaan jika situasi memburuk.

Dalam seruan yang kembali menekankan pentingnya de-eskalasi, Guterres meminta Kamboja dan Thailand untuk kembali kepada kerangka Deklarasi Bersama yang ditandatangani di Kuala Lumpur pada 26 Oktober 2025. Dia menambahkan bahwa kedua negara harus berkomitmen pada gencatan senjata, menerapkan langkah-langkah de-eskalasi, serta memperkuat kepercayaan melalui dialog sebagai mekanisme penyelesaian damai.

Baca Juga: Kamboja Tuduh Thailand Picu Ketegangan Baru di Perbatasan

“PBB siap mendukung semua upaya yang bertujuan untuk memajukan perdamaian, stabilitas, dan pembangunan di kawasan ini,” lanjutnya.

Ketegangan antara kedua negara kembali meningkat bulan lalu setelah Thailand menangguhkan pakta perdamaian menyusul insiden ledakan ranjau darat yang melukai empat tentara Thailand di Provinsi Si Sa Ket, wilayah perbatasan.

Kamboja dan Thailand sebelumnya menandatangani perjanjian damai di hadapan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim di Kuala Lumpur pada Oktober 2025. Pada awal Juli 2025, kedua negara juga telah menyepakati gencatan senjata tanpa syarat dalam pertemuan trilateral yang dimediasi oleh Anwar setelah berminggu-minggu permusuhan.

(Sumber: Antara) 

x|close