Viral Video Turis Jepang Diduga Curi Pakaian di Bali, Warganet Jepang Ikut Geram

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 9 Des 2025, 02:20
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Editor
Bagikan
Ilustrasi pencurian barang di dalam mobil. Ilustrasi pencurian barang di dalam mobil. (Antara)

Ntvnews.id, Bali - Sebuah video rekaman yang menampilkan sekelompok pria diduga mencuri pakaian di sebuah toko di Bali menjadi perbincangan hangat di media sosial, termasuk di kalangan warganet Jepang.

Dilansir dari Mothership, Selasa, 9 Desember 2025, dalam unggahan di platform X, pemilik toko mengungkapkan kehilangan 11 potong pakaian sebelum memeriksa CCTV dan menemukan bahwa sekelompok turis Jepang diduga mengambil barang-barang tersebut tanpa melakukan pembayaran.

Dalam rekaman yang tersebar, terlihat tiga pria berpura-pura melihat-lihat pakaian sambil diam-diam memasukkan barang ke dalam tas mereka.

Mereka tampak beberapa kali menoleh untuk memastikan situasi aman sebelum menyelipkan pakaian ke dalam tas. Tidak lama kemudian, seorang pria keempat muncul dan terlihat memasukkan satu barang ke dalam sakunya. Dari video itu, terdengar mereka berbicara menggunakan bahasa Jepang.

Baca Juga: Mobil Travel Terguling di Bali, 13 Turis China Alami Luka-Luka

Banyak warganet Jepang mengecam tindakan keempat pria tersebut, dengan komentar yang menyebut mereka sebagai “individu yang menjadi aib permanen bagi negara.” Unggahan itu juga menggambarkan kasus ini sebagai “insiden langka yang mungkin pertama kali terjadi.”

Kasus pencurian ini muncul di tengah laporan meningkatnya angka tindak kriminal yang melibatkan turis asing di Bali. The Guardian pada Juli 2025 melaporkan adanya peningkatan signifikan tren kejahatan di pulau tersebut.

Politisi Bali, Agung Bagus Pratiksa Linggih, menilai kualitas wisatawan yang datang ke Bali mengalami penurunan.

“Kualitas turis yang datang ke Bali semakin menurun,” ujarnya.

Bendera Jepang <b>(Antara)</b> Bendera Jepang (Antara)

Ia menambahkan bahwa melonjaknya jumlah penginapan ilegal turut memperburuk keadaan karena memudahkan wisatawan asing tinggal lebih lama tanpa pengawasan yang memadai.

“Hal ini terjadi karena meningkatnya jumlah homestay ilegal, yang memungkinkan warga asing tinggal lebih lama di pulau ini,” tambahnya.

Data menunjukkan keterlibatan warga asing dalam tindak kejahatan naik 16 persen, dari 194 kasus pada 2023 menjadi 226 kasus pada 2024, mencakup kejahatan siber, narkotika, kekerasan, hingga penipuan pertanahan.

x|close