China Laporkan Ketegangan Diplomatik dengan Jepang ke PBB

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 24 Nov 2025, 05:03
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Ilustrasi - Bendera China dan Jepang. ANTARA/REUTERS/Dado Ruvic/as. Ilustrasi - Bendera China dan Jepang. ANTARA/REUTERS/Dado Ruvic/as. (Antara)

Ntvnews.id, Beijing - China mengajukan perselisihan diplomatik yang semakin intens dengan Jepang kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Dalam surat resmi kepada lembaga tersebut, Beijing menuding Tokyo mengeluarkan ancaman "intervensi bersenjata" terkait isu Taiwan. Pemerintah China menegaskan siap mengambil langkah pembelaan diri di tengah ketegangan yang telah berlangsung selama dua pekan terakhir.

Dilansir dari Reuters, Senin, 24 November 2025, Duta Besar China untuk PBB, Fu Cong, mengirimkan surat kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Jumat, 21 November 2025 waktu setempat.

Dalam surat itu, Fu menyampaikan tuduhan bahwa Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi telah melakukan "pelanggaran berat terhadap hukum internasional" serta norma diplomasi setelah menyatakan bahwa serangan China terhadap Taiwan dapat memicu reaksi militer dari Jepang.

Baca Juga: China Surati Sekjen PBB, Desak PM Jepang Cabut Pernyataan soal Taiwan

"Jika Jepang berani mencoba intervensi bersenjata dalam situasi lintas selat, itu akan menjadi tindakan agresi," demikian isi surat Fu, sesuai pernyataan yang disampaikan misi China untuk PBB.

"China akan dengan tegas mempraktikkan hak membela diri berdasarkan Piagam PBB dan hukum internasional, serta dengan tegas mempertahankan kedaulatan dan integritas teritorialnya." tambahnya.

PBB  <b>(Istimewa)</b> PBB (Istimewa)

Melalui surat tersebut, China meminta Jepang untuk "berhenti melakukan provokasi dan melewati batas, serta menarik kembali pernyataannya yang keliru" yang dinilai "secara terbuka menantang kepentingan inti China".

Beijing selama ini menganggap Taiwan yang memiliki pemerintahan demokratis sendiri sebagai bagian dari wilayah kedaulatannya dan tidak menutup kemungkinan penggunaan kekerasan untuk menyatukan pulau itu. Pemerintah Taiwan menolak klaim tersebut dengan menegaskan bahwa masa depan mereka hanya dapat ditentukan oleh rakyat Taiwan.

Hingga kini, belum ada respons langsung dari kantor PM Jepang maupun Kementerian Luar Negeri Jepang terkait surat China kepada Sekjen PBB tersebut.

Baca Juga: Turis Muda Asal China Tewas Setengah Telanjang di Hostel Bali, Polisi Ungkap Detik-detik Terakhirnya

Ketegangan diplomatik ini menjadi salah satu yang paling serius dalam beberapa tahun terakhir, dipicu oleh pernyataan PM Takaichi awal bulan ini yang menyebut bahwa serangan China terhadap Taiwan, yang dianggap mengancam kelangsungan hidup Jepang, berpotensi memicu respons militer.

Pernyataan tersebut menandai perubahan sikap Jepang yang selama ini menjaga ambiguitas demi menghindari provokasi terhadap Beijing.

Reaksi keras muncul dari China, terlebih pernyataan itu disampaikan hanya seminggu setelah pertemuan PM Takaichi dengan Presiden Xi Jinping yang sepakat meningkatkan stabilitas hubungan kedua negara.

Beijing menilai komentar tersebut "sangat merusak" kerja sama perdagangan, dengan dampak terlihat pada sektor pariwisata, pembatalan konser musisi Jepang di China, hingga kapal pesiar China yang menghindari pelabuhan Jepang.

x|close