Ketegangan China–Jepang Meluas, Kapal Pesiar China Alihkan Rute dari Jepang ke Korea Selatan

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 22 Nov 2025, 09:05
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Ramses Manurung
Editor
Bagikan
Kapal pesiar Kapal pesiar (Instagram)

Ntvnews.id, Beijing - Ketegangan antara China dan Jepang kini merembet hingga sektor pelayaran wisata, khususnya operasional kapal-kapal pesiar. Operator kapal pesiar China belakangan memilih menghindari pelabuhan Jepang dan mengalihkan tujuan ke pelabuhan-pelabuhan di Korea Selatan (Korsel).

Dilansir dari Reuters, Sabtu, 22 November 2025, menurut sejumlah sumber serta jadwal pelayaran terbaru para agen tur dan pengelola pelabuhan menyebutkan bahwa memanasnya hubungan diplomatik antara Beijing dan Tokyo berpotensi menyebabkan wisatawan China diarahkan ke Korsel sebagai pengganti Jepang.

Sumber ketegangan terbaru dipicu oleh pernyataan sensitif dari Perdana Menteri Jepang yang baru, Sanae Takaichi, kepada anggota parlemen awal bulan ini. Ia menyatakan bahwa “serangan China terhadap Taiwan yang mengancam kelangsungan hidup Jepang akan dapat memicu respons militer.”

Pernyataan tersebut muncul hanya sepekan setelah Takaichi bertemu Presiden China Xi Jinping, di mana keduanya sepakat untuk menjaga hubungan tetap stabil. Pernyataan ini juga mencerminkan perubahan sikap pemerintah Jepang, yang selama ini menghindari pembahasan isu Taiwan secara terbuka agar tidak memicu kemarahan Beijing, yang menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya.

Baca Juga: Kebakaran Hebat Lahap Kapal Pesiar di Sungai Nil, 220 Penumpang Berhasil Diselamatkan

Imbas ketegangan diplomatik ini mulai terasa di dunia pelayaran. Kapal pesiar China, Adora Magic City, yang sebelumnya dijadwalkan mengunjungi Pulau Jeju di Korsel serta sejumlah pelabuhan Jepang, kini mengubah rencana Desember mendatang dengan meniadakan singgah ke Fukuoka, Sasebo, dan Nagasaki.

Dalam pengumuman yang dimuat di situs pemerintah Provinsi Jeju, kapal tersebut dijadwalkan menghabiskan 31 hingga 57 jam di Jeju—jauh lebih lama dibandingkan jadwal awal yang hanya 9 jam. Seorang pejabat Provinsi Jeju menyebut operator kapal pesiar meminta penyesuaian jadwal tanpa penjelasan rinci.

“Kami menduga hal itu karena hubungan China-Jepang,” ujarnya, seraya menambahkan, “Sepertinya mereka sedang menyusun Rencana B.”

Kapal pesiar Harmony of the Seas <b>(Instagram)</b> Kapal pesiar Harmony of the Seas (Instagram)

Sengketa ini juga berdampak pada sektor pariwisata Jepang. Operator tur East Japan International Travel Service di Tokyo mengungkapkan bahwa mereka kehilangan 80 persen pemesanan untuk sisa tahun ini akibat situasi tersebut.

Data mengenai kapal pesiar China yang menghindari Jepang dan memilih tinggal lebih lama di Korsel belum banyak diungkap sebelumnya. Namun, tren pergeseran tujuan wisata semakin terlihat.

Korsel kini menjadi destinasi utama wisatawan China berdasarkan volume tiket penerbangan internasional yang dipesan akhir pekan lalu. Banyak maskapai China juga mulai memberikan opsi pengembalian dana untuk penerbangan ke Jepang, yang mendorong peningkatan perjalanan ke Korsel.

Baca Juga: Wamen Todotua Sasar Pengguna Mobil Jepang Untuk Program E10

Dari sudut pandang wisatawan, perubahan sikap pun tampak jelas. Luna Wang, warga Hangzhou, mengatakan situasi membuat Jepang tampak kurang aman bagi warga China.

“Sekarang sepertinya Jepang tidak aman bagi warga China untuk bepergian... Saya rasa satu-satunya pilihan yang baik adalah pergi ke Korea,” katanya.

Su Shu, pendiri perusahaan wisata Moment Travel dari Chengdu, juga mencatat perubahan sentimen yang sangat drastis.

“Perasaannya sekarang adalah siapa pun yang pergi adalah pengkhianat,” ujarnya.

Perkembangan ini menandai semakin lebarnya dampak ketegangan China–Jepang yang kini memasuki ranah pariwisata dan perjalanan internasional.

x|close