Gila! Hampir Setengah Juta Tiket Jepang Dibatalkan Turis China dalam Tiga Hari

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 19 Nov 2025, 08:35
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Ilustrasi Pesawat Ilustrasi Pesawat (Istimewas)

Ntvnews.id, Beijing - Maskapai-maskapai asal China mengalami lonjakan besar pembatalan tiket destinasi Jepang sejak Sabtu, 15 November 2025, menyusul imbauan pemerintah Beijing agar warga menunda perjalanan ke negara tersebut.

Analis penerbangan senior, Li Hanming, mengungkapkan bahwa sekitar 491.000 tiket dibatalkan, atau setara 32% dari total pemesanan maskapai China ke Jepang.

Li menjelaskan bahwa tingkat penerbangan terdampak meningkat tajam, dengan 82,14% pembatalan pada Minggu dan 75,6% pada Senin.

“Jumlah pembatalan tiket pada Minggu mencapai 27 kali lebih banyak daripada pemesanan baru. Ini menunjukkan bahwa kekhawatiran soal keamanan menjadi faktor utama,” ujar Li dikutip dari Bangkok Post, Rabu, 19 November 2025.

Baca Juga: Jepang Siap Perkuat Dukungan bagi Program Prioritas Presiden Prabowo

Ia menambahkan bahwa pembatalan dalam jumlah besar seperti ini belum terlihat sejak awal 2020 ketika kasus Covid-19 meningkat drastis setelah libur Tahun Baru Imlek, yang kala itu membuat kapasitas penerbangan dari dan ke China turun 71% dalam satu hari.

Setelah peringatan perjalanan dikeluarkan Beijing pada Jumat, maskapai China segera menawarkan pengembalian dana penuh serta opsi penjadwalan ulang gratis untuk penerbangan menuju Jepang.

Situasi ini merupakan dampak dari mencuatnya ketegangan antara China dan Jepang setelah Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi pada 7 November menyatakan bahwa Jepang dapat mengerahkan militer jika konflik terjadi di Selat Taiwan.

Bendera Jepang <b>(Antara)</b> Bendera Jepang (Antara)

Pemerintah China memprotes keras pernyataan tersebut dan menganggapnya sebagai campur tangan Jepang dalam urusan internal China. Media militer resmi Beijing, PLA Daily, bahkan memberikan peringatan bahwa Jepang berisiko “menjadikan seluruh wilayahnya sebagai medan perang” jika ikut terlibat dalam persoalan Taiwan.

Li menjelaskan bahwa rute Shanghai–Tokyo dan Shanghai–Osaka menjadi yang paling banyak dibatalkan. Kerugian finansial akibat gelombang refund tersebut diperkirakan mencapai miliaran yuan, mengingat sekitar 70% tiket yang dibatalkan merupakan tiket pulang-pergi.

Analis senior OAG, John Grant, menilai bahwa maskapai China kemungkinan menanggung dampak paling besar.

Baca Juga: Wamen Todotua Perkuat Kerja Sama Investasi Hilirisasi Mineral dan Energi Dengan Jepang

"Pasar penerbangan China-Jepang didominasi oleh maskapai berbasis China. Jadi dampaknya lebih berat bagi mereka dibandingkan maskapai Jepang," jelasnya.

Ia mengatakan perubahan kapasitas penerbangan baru akan terlihat dalam beberapa minggu mendatang dan menilai potensi pemulihan masih terbuka jika dialog diplomatik mampu menurunkan tensi antara kedua negara.

Data resmi pemerintah Jepang menunjukkan bahwa China merupakan penyumbang wisatawan terbesar bagi Jepang sepanjang 2025. Dalam periode Januari–September 2025, sebanyak 7,49 juta turis China berkunjung ke Jepang. Untuk Januari–Agustus 2025 saja, jumlahnya mencapai 6,7 juta, meningkat dari 4,6 juta pada tahun sebelumnya.

Wisatawan China selama ini memilih Jepang karena jaraknya dekat, budaya yang menarik, serta harga yang relatif terjangkau akibat pelemahan nilai yen. Namun dengan penurunan minat perjalanan dan pembatalan besar-besaran ini, industri wisata Jepang terancam terdampak serius dalam beberapa minggu ke depan, terutama menjelang musim liburan akhir tahun.

x|close