Ntvnews.id, Jakarta - Ketegangan antara China dan Jepang kembali memanas setelah Beijing mengeluarkan peringatan perjalanan bagi warganya serta memanggil Duta Besar Jepang di Beijing.
Adapun langkah ini diambil menyusul pernyataan Perdana Menteri Sanae Takaichi yang mengatakan Jepang akan mengerahkan Pasukan Bela Diri jika terjadi serangan dari China terhadap Taiwan.
Dalam sidang parlemen pekan lalu, Takaichi menyatakan bahwa kehadiran kapal perang China di sekitar Taiwan dapat dianggap sebagai situasi yang mengancam kelangsungan hidup Jepang.
Status hukum tersebut memungkinkan Tokyo untuk mengerahkan pasukan militernya.
Baca juga: Trump Bakal Jual Jet Tempur F-35 ke Saudi, Intelijen AS Khawatir Teknologi Bocor ke China
Pernyataan ini langsung memicu reaksi keras dari Beijing. Ketegangan semakin meningkat setelah Xue Jian, Konsul Jenderal China di Osaka, mengunggah komentar bernada ancaman yang ditafsirkan sebagai ajakan untuk “memenggal kepala” Takaichi.
Meski unggahan itu kemudian dihapus, dampaknya terlanjur meluas dan memancing protes diplomatik dari Tokyo.
Jepang dan China saling mengajukan protes diplomatik, sementara Takaichi bersikeras tidak akan mencabut komentarnya dan menyatakan bahwa pernyataannya sejalan dengan posisi Jepang selama ini, seperti yang dilaporkan oleh BBC pada Sabtu 15 November 2025.
Beijing merespons dengan lebih keras, memperingatkan Jepang untuk
"berhenti bermain api" dan menyebut kemungkinan keterlibatan Jepang di Selat Taiwan sebagai "tindakan agresi".
Baca juga: Pasar Otomotif RI Bergeser, Merek China Tumbuh di 2025 Saat Jepang Tertekan
Di pihak Jepang, pemerintah menegaskan bahwa kebijakan mereka terkait Taiwan tidak akan berubah dan tetap mendorong penyelesaian damai melalui dialog.
Tokyo juga mendesak Beijing untuk mengambil tindakan terhadap komentar yang dibuat oleh Xue Jian.
Situasi yang semakin memanas ini ditambah dengan langkah China menyarankan warganya untuk menghindari perjalanan ke Jepang dalam waktu dekat, dengan alasan meningkatnya pernyataan provokatif dari Tokyo mengenai Taiwan.
Bendera China (Istimewa)