Rusia Serukan Perdamaian dalam Konflik Perbatasan Kamboja–Thailand

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 21 Nov 2025, 10:08
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Dedi
Editor
Bagikan
Arsip foto - Tentara Kamboja berjaga di kawasan perbatasan Prey Chan, Banteay Meanchey, Kamboja (29/8/2025). Meski gencatan senjata telah diberlakukan, penjagaan ketat tetap dilakukan. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/rwa. Arsip foto - Tentara Kamboja berjaga di kawasan perbatasan Prey Chan, Banteay Meanchey, Kamboja (29/8/2025). Meski gencatan senjata telah diberlakukan, penjagaan ketat tetap dilakukan. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/rwa. (Antara)

Ntvnews.id, Moskow - Rusia menyatakan keprihatinannya terhadap meningkatnya ketegangan di perbatasan antara Kamboja dan Thailand serta mendorong agar konflik tersebut diselesaikan dengan cara damai. Pernyataan itu disampaikan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, pada Kamis.

"Kami menyampaikan keprihatinan kami atas eskalasi konflik perbatasan Kamboja-Thailand baru-baru ini. Kami berharap melalui dialog bilateral, kedua belah pihak akan melanjutkan implementasi deklarasi bersama tentang penyelesaian konflik tersebut." jelas Zakharova, sebagaimana dikutip dari Sputnik, Jumat, 21 November 2025.

"Perlu saya ingatkan bahwa perjanjian ini ditandatangani di sela-sela KTT ASEAN di Kuala Lumpur pada 26 Oktober. Kami menganjurkan penyelesaian semua perselisihan hanya melalui cara damai." sambungnya.

Baca Juga: Polresta Bandung Pastikan Rizki Korban TPPO Telah Diamankan di KBRI Kamboja

Zakharova menjelaskan bahwa sengketa teritorial semacam ini memiliki akar sejarah pada kebijakan kolonial Barat di tengah memburuknya keamanan regional Asia-Pasifik. Oleh sebab itu, ia menegaskan pentingnya solidaritas dan kekompakan ASEAN untuk mengatasi konflik-konflik historis tersebut.

Situasi memanas sejak 10 November, ketika empat prajurit Thailand terluka akibat ranjau darat ketika melakukan patroli di sepanjang garis demarkasi sementara yang ditetapkan dalam protokol demarkasi perbatasan Thailand–Kamboja pada 2000 dan 2001. Thailand kemudian merespons dengan menangguhkan perjanjian damai yang sebelumnya dicapai pada Oktober.

Tentara Kamboja menerima seorang tentara Kamboja yang kembali di pos pemeriksaan perbatasan O'Smach di Provinsi Oddar Meanchey, Kamboja, 1 Agustus 2025. <b>(Dok.Antara)</b> Tentara Kamboja menerima seorang tentara Kamboja yang kembali di pos pemeriksaan perbatasan O'Smach di Provinsi Oddar Meanchey, Kamboja, 1 Agustus 2025. (Dok.Antara)

Militer Thailand melaporkan bahwa penyelidikan menemukan tiga ranjau darat tambahan di sekitar lokasi ledakan. Namun, Kamboja menyangkal memasang ranjau baru dan menuduh prajurit Thailand masuk ke wilayahnya yang memang masih dipenuhi ranjau peninggalan Perang Saudara Kamboja.

Baca Juga: Trump Turun Tangan Selesaikan Konflik Perbatasan Thailand-Kamboja

Pada 13 November, Menteri Luar Negeri Malaysia, Mohamad Hasan, mengatakan kepada Bernama bahwa ia berharap kedua negara dapat “tenang dan melanjutkan proses perdamaian.” Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim yang menjadi Ketua ASEAN 2025 dilaporkan telah melakukan pembicaraan dengan pemimpin Kamboja dan Thailand. Diskusi tersebut menegaskan kembali komitmen para pihak terhadap proses perdamaian.

Sengketa perbatasan panjang antara kedua negara itu kembali meledak menjadi bentrokan bersenjata pada 24 Juli, ketika Thailand dan Kamboja saling melancarkan tembakan artileri dan serangan udara. Kedua pihak melaporkan adanya korban jiwa, termasuk dari kalangan warga sipil.

Selanjutnya, pada 4 Agustus, kedua negara mengumumkan gencatan senjata cepat yang kemudian diperkuat dengan kesepakatan resmi beberapa hari sesudahnya.

x|close