Ntvnews.id, Tepi Barat - Militer Israel kembali melanjutkan operasi militer berskala besar untuk hari kedua berturut-turut di Kota Qabatiya, wilayah selatan Jenin, Tepi Barat bagian utara.
Dilansir dari Al Jazeera, Senin, 29 Desember 2025, Operasi tersebut dilakukan menyusul insiden penembakan dan penikaman di wilayah Israel utara yang menewaskan dua warga Israel sehari sebelumnya.
Pada Jumat lalu, dua orang dilaporkan meninggal dunia dan dua lainnya mengalami luka-luka dalam serangan gabungan berupa penabrakan kendaraan dan penikaman di Beit She’an serta Afula. Otoritas Israel menyebut para pelaku berasal dari Qabatiya, sehingga mendorong Tel Aviv melancarkan operasi militer besar di kota tersebut.
Seorang sumber lokal yang enggan disebutkan namanya mengatakan kepada Anadolu bahwa sekitar 44 kendaraan militer Israel, didukung sejumlah buldoser, memasuki wilayah Qabatiya. Militer Israel juga memberlakukan jam malam, menutup jalan-jalan utama menuju kota, serta mengerahkan pasukan di hampir seluruh ruas jalan.
Baca Juga: Remaja Palestina Tewas dalam Operasi Militer Israel di Kamp Pengungsi
Sumber tersebut menyebutkan bahwa penembak jitu ditempatkan di atap sejumlah bangunan, sementara sebuah helikopter militer dilaporkan melepaskan tembakan senapan mesin ke area terbuka. Pasukan Israel juga melakukan penggerebekan ke rumah-rumah warga, merusak barang-barang di dalamnya, serta menghancurkan jalan dan infrastruktur sipil menggunakan buldoser.
Mengutip Antara, Minggu, 28 Desember 2025, sumber yang sama menambahkan bahwa tentara Israel menangkap ayah dan saudara laki-laki dari terduga pelaku setelah menggerebek kediaman mereka. Keduanya kemudian dibawa ke lokasi yang tidak diketahui, sementara anggota keluarga lain turut diinterogasi di tempat.
Ilustrasi - Pasukan militer Israel. (ANTARA/Anadolu)
Rekaman video yang beredar di media lokal memperlihatkan sejumlah pemuda Palestina yang telah dibebaskan, namun tangan mereka masih terikat di belakang punggung. Kondisi tersebut memicu kecaman dari warga setempat.
Operasi militer di Qabatiya menambah daftar panjang eskalasi kekerasan di Tepi Barat sejak Oktober 2023. Berdasarkan data otoritas Palestina, sedikitnya 1.103 warga Palestina di Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, tewas akibat aksi pasukan Israel dan pemukim ilegal. Selain itu, hampir 11.000 orang mengalami luka-luka dan sekitar 21.000 lainnya ditahan dalam kurun waktu tersebut.
Ketegangan di wilayah pendudukan terus meningkat seiring operasi militer Israel yang diklaim menargetkan kelompok bersenjata Palestina, namun kerap berdampak luas terhadap warga sipil dan infrastruktur umum.
Baca Juga: 14 Negara Anggota DK PBB Desak Gencatan Senjata dan Hentikan Ekspansi Militer Israel di Gaza
Dalam perkembangan terkait, Mahkamah Internasional (ICJ) pada Juli lalu mengeluarkan pendapat hukum penting yang menyatakan bahwa pendudukan Israel atas wilayah Palestina melanggar hukum internasional. ICJ juga menyerukan agar Israel mengakhiri pendudukan serta mengevakuasi seluruh permukiman di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.
Meski demikian, operasi militer Israel di wilayah pendudukan masih terus berlangsung, sementara komunitas internasional kian sering menyuarakan keprihatinan atas memburuknya kondisi kemanusiaan dan meningkatnya risiko eskalasi konflik yang lebih luas.
400 Ribu Orang Mengungsi ke Suriah Akibat Agresi Militer Israel di Lebanon (ANTARA)