Ntvnews.id, Jakarta - Serangan besar-besaran Rusia menewaskan sedikitnya tiga orang dan memutus aliran listrik bagi ribuan warga Ukraina di tengah suhu musim dingin yang membekukan pada Selasa, 23 Desember 2025, kata para pejabat. Serangan ini terjadi ketika perundingan yang dipimpin Amerika Serikat untuk mengakhiri perang yang hampir berlangsung empat tahun tersebut mengalami kebuntuan.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan serangan menjelang Natal itu menunjukkan bahwa Kremlin tidak memiliki niat untuk mengakhiri invasi yang dilancarkan pada Februari 2022.
Angkatan udara Ukraina menyatakan Rusia melancarkan serangan menggunakan 635 drone dan 38 rudal.
Serangan tersebut terjadi sehari setelah seorang jenderal Rusia tewas akibat ledakan mobil di Moskow, serta setelah kedua pihak menggelar perundingan terpisah dengan pejabat Amerika Serikat di Miami terkait upaya mengakhiri perang tersebut.
Hingga kini belum terlihat adanya tanda-tanda terobosan diplomatik dalam upaya tersebut.
Zelenskyy mengatakan seorang anak berusia empat tahun tewas di wilayah Zhytomyr bagian tengah, setelah sebuah drone Rusia menghantam bangunan tempat tinggal.
Ia mengatakan para petugas bergegas memperbaiki infrastruktur energi yang rusak akibat serangan tersebut, yang memaksa diberlakukannya pemadaman listrik darurat di sejumlah wilayah di tengah cuaca musim dingin yang sangat dingin.
Baca Juga: Pelaku Penembakan Bondi Latihan Senjata Api dan Rencanakan Serangan
“Serangan menjelang Natal, ketika orang-orang hanya ingin bersama keluarga mereka, di rumah, dan dalam keadaan aman. Serangan yang dilakukan pada dasarnya di tengah-tengah negosiasi yang bertujuan mengakhiri perang ini,” kata Zelenskyy, seraya menambahkan:
“Putin masih tidak bisa menerima bahwa ia harus berhenti membunuh.”
ANAK EMPAT TAHUN TEWAS
Militer Rusia mengatakan pihaknya telah melancarkan serangan besar-besaran menggunakan drone jarak jauh dan rudal hipersonik yang menargetkan lokasi militer dan fasilitas energi.
Kepala wilayah Zhytomyr, Vitaliy Bunechko, mengatakan seorang anak perempuan yang lahir pada 2021 meninggal dunia akibat luka-luka yang dideritanya setelah gedung tempat tinggalnya terkena serangan.
“Para dokter berjuang untuk menyelamatkan nyawanya, tetapi pada akhirnya mereka tidak mampu melakukannya,” katanya melalui Telegram.
Kematian juga dilaporkan terjadi di wilayah Kyiv dan Khmelnytskyi.
Wilayah selatan Odesa di pesisir Laut Hitam kembali menjadi sasaran serangan, seiring Rusia meningkatkan serangannya terhadap kota pelabuhan penting tersebut.
Olena Dolhachova, seorang guru matematika berusia 40 tahun di Odesa, mengatakan kepada AFP bahwa ia terpaksa menggunakan lilin untuk bekerja.
Baca Juga: Sekjen NATO Sebut Eropa Bisa Jadi Target Serangan Rusia Selanjutnya
“Serangan terjadi setiap minggu. Begitu listrik pulih, seluruh jadwal kami kembali kacau, kami kembali tanpa listrik, tanpa stabilitas, duduk dalam gelap selama dua atau tiga hari,” katanya.
“Ini sangat sulit.”
Otoritas Ukraina menyatakan intensifikasi serangan tersebut merupakan upaya untuk menghancurkan sepenuhnya sistem logistik maritim Ukraina.
Dolhachova mengatakan pemadaman listrik sering kali membuat murid-muridnya tidak dapat mengikuti kelas daring.
“Terlepas dari semuanya, kami tetap bekerja, kami tetap mengajar … kami tidak menyerah,” tambahnya.
“INI SOAL KESEHATAN”
Anastasiia Kulakivska, manajer salon kecantikan di Odesa, mengatakan bahwa “tujuh hari tanpa listrik kini sudah menjadi hal yang biasa di Odesa”.
“Rumah menjadi sangat dingin dengan cepat,” katanya, seraya menggambarkan upayanya menjaga obat-obatan tetap pada suhu yang tepat tanpa lemari es dan menggunakan generator untuk kebutuhan keluarganya.
“Ini soal kesehatan,” ujarnya. “Misalnya, ketika anak Anda sakit, Anda perlu menyalakan alat inhaler, dan itu tidak bisa dijalankan dengan baterai.”
Perdana Menteri Ukraina Yulia Svyrydenko mengatakan fasilitas energi di wilayah barat negara tersebut menjadi yang paling terdampak akibat serangan.
Baca Juga: Serangan Rusia Runtuhkan Permukiman di Ukraina, 9 Warga Tewas
Negara tetangga Polandia mengerahkan jet tempur untuk melindungi wilayah udaranya selama serangan berlangsung, demikian disampaikan militer Polandia melalui unggahan di X.
Di medan perang wilayah timur, militer Rusia mengklaim telah merebut sejumlah permukiman di wilayah Kharkiv dan Dnipropetrovsk, dalam laju ofensif yang melelahkan dan semakin cepat dalam beberapa pekan terakhir.
Pada Senin, Moskow melaporkan adanya “kemajuan lambat” dalam perundingan terkait rencana Amerika Serikat untuk mengakhiri perang, sementara Kyiv dan sekutu Eropanya berupaya menyesuaikan proposal awal yang dinilai sejalan dengan banyak tuntutan keras Rusia.
(Sumber : CNA)
Sebuah generator listrik ditempatkan di luar rumah dengan pohon Natal yang dihias selama pemadaman listrik di kota Odesa selatan, pada 22 Desember 2025, menyusul serangan rudal dan drone Rusia terhadap infrastruktur energi Ukraina. (CNA)