Ntvnews.id, Naypidaw - Serangan udara yang dilakukan oleh junta militer Myanmar menghantam sebuah rumah sakit di wilayah Rakhine, menewaskan lebih dari 30 orang dalam insiden mematikan tersebut. Serangan ini terjadi ketika junta semakin intensif melancarkan operasi militer menjelang pemilu yang dijadwalkan berlangsung bulan ini.
DIlansir dari AFP, Jumat, 12 Desember 2025, menurut laporan pemantau konflik, junta Myanmar terus meningkatkan intensitas serangan udara setiap tahunnya sejak pecahnya perang saudara Myanmar, setelah militer mengambil alih kekuasaan lewat kudeta pada tahun 2021 yang mengakhiri pemerintahan sipil demokratis di negara itu.
Junta telah menetapkan pelaksanaan pemilu mulai 28 Desember mendatang, dan mempromosikannya sebagai jalan untuk keluar dari konflik berkepanjangan. Namun, kelompok-kelompok pemberontak bertekad untuk menggagalkan pemungutan suara, terutama di wilayah yang berada dalam kendali mereka.
Baca Juga: Operasi Besar Myanmar Tangkap 1.590 WNA di Pusat Penipuan Online
Serangan udara terbaru itu dilakukan dengan membombardir rumah sakit umum Mrauk-U di negara bagian Rakhine, yang terletak di bagian barat Myanmar berbatasan dengan Bangladesh, pada Rabu, 10 Desember 2025 malam.
"Situasinya sangat mengerikan," ujar seorang pekerja bantuan di lokasi kejadian, Wai Hun Aung.
Arsip foto - Tentara Myanmar mengamankan aksi unjuk rasa di Yangon. ANTARA/Anadolu/as/pri. (Antara)
"Untuk saat ini, kami dapat memastikan ada 31 korban tewas dan kami memperkirakan akan ada lebih banyak korban tewas," katanya.
"Selain itu, ada 68 orang mengalami luka-luka dan jumlah akan terus bertambah," tambah Wai dalam keterangannya.
Setidaknya 20 jenazah yang terbungkus kain terlihat tergeletak di luar bangunan rumah sakit pada malam hari setelah serangan.
Hingga kini, tidak ada tanggapan langsung dari pihak junta Myanmar mengenai laporan tersebut.
Ilustrasi - Pasukan junta militer Myanmar. (ANTARA/Anadolu/py.) (Antara)