Korban Tewas Serangan Drone di Sudan Meningkat Jadi 114 Orang, Termasuk 63 Anak

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 9 Des 2025, 02:40
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Editor
Bagikan
Ilustrasi Drone Perang Ilustrasi Drone Perang (The Star)

Ntvnews.id, Sudan - Jumlah korban meninggal akibat serangan pesawat tanpa awak (drone) yang menghantam wilayah sipil di Kalogi, Negara Bagian Kordofan Selatan, Sudan selatan kembali meningkat menjadi 114 orang. Informasi tersebut disampaikan pemerintah negara bagian.

"Hingga saat ini, jumlah korban tewas telah menembus 114 jiwa, termasuk 63 anak-anak, dan korban luka berjumlah sekitar 71 orang," ujar Gubernur Mohamed Ibrahim Abdel Karim dalam pernyataannya, seperti dikutip Xinhua, Selasa, 9 Desember 2025.

Ibrahim menjelaskan bahwa jumlah tersebut masih mungkin bertambah karena sejumlah korban dengan luka berat telah dirujuk ke rumah sakit di luar Kalogi akibat minimnya fasilitas medis di wilayah itu.

Baca Juga: Militer Thailand Klaim Kamboja Kerahkan Tank, Drone, dan Serangan Artileri di Perbatasan

Pihak berwenang Sudan menuding Gerakan Pembebasan Rakyat Sudan Utara (Sudan People's Liberation Movement-North/SPLM-N) yang dipimpin Abdelaziz Al-Hilu, bekerja sama dengan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (Rapid Support Force/RSF), dalam melancarkan serangan yang disebut pemerintah menargetkan kawasan sipil.

Laporan awal dari kelompok sukarelawan menyebutkan sembilan orang tewas dan tujuh lainnya terluka dalam serangan tersebut, dengan menyalahkan RSF dan SPLM-N, dua kelompok yang menguasai sebagian besar wilayah Kordofan Selatan.

Ilustrasi Drone <b>(Istimewa)</b> Ilustrasi Drone (Istimewa)

Jumlah korban tewas kemudian naik menjadi 79 orang pada Jumat, 5 Desember 2025 menurut Pemerintah Negara Bagian Kordofan Selatan. Hingga kini, baik RSF maupun SPLM-N belum memberikan tanggapan terkait insiden itu.

Baca Juga: Menhan Tegaskan Indonesia dan Yordania Jalin Kerja Sama Pengembangan Drone

Perang antara militer Sudan dan RSF yang pecah sejak April 2023 telah menimbulkan puluhan ribu korban jiwa dan memaksa jutaan warga meninggalkan rumah mereka, menjadikan situasi tersebut sebagai salah satu krisis kemanusiaan paling parah di dunia.

Badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga kembali mengingatkan bahwa eskalasi kekerasan di Kordofan semakin mengkhawatirkan, memicu gelombang pengungsian dalam jumlah besar dan memperburuk penderitaan warga sipil.

x|close