Ntvnews.id, Beijing - China menyampaikan peringatan keras kepada Jepang terkait isu Taiwan, meminta negara tersebut untuk tidak ikut campur dalam urusan yang diklaim sebagai bagian dari kedaulatan Beijing.
Dilansir dari Reuters, Senin, 1 Desember 2025, Kementerian Pertahanan China memperingatkan bahwa Jepang akan membayar "harga yang menyakitkan" jika bertindak melewati batas terkait Taiwan. Teguran itu datang sebagai respons terhadap rencana Tokyo menempatkan rudal di sebuah pulau yang jaraknya hanya sekitar 100 kilometer dari Taiwan.
Ketegangan antara Beijing dan Tokyo meningkat drastis, menjadi salah satu krisis diplomatik terburuk dalam beberapa tahun terakhir. Situasi itu dipicu oleh pernyataan Perdana Menteri Sanae Takaichi yang mengisyaratkan bahwa Jepang dapat melakukan intervensi militer jika serangan China terhadap Taiwan dianggap mengancam kelangsungan hidup Jepang.
Baca Juga: Trump Telepon PM Jepang Sanae Takaichi Bicarakan Ketegangan dengan China
Menteri Pertahanan Jepang Shinjiro Koizumi mengungkapkan bahwa Tokyo akan menempatkan unit rudal jarak menengah darat-ke-udara ke pangkalan militer di Yonaguni sebuah pulau yang berjarak sekitar 110 km dari pantai timur Taiwan.
China menegaskan bahwa penyelesaian masalah Taiwan adalah urusan dalam negerinya dan tidak ada kaitan dengan Jepang, meskipun Jepang pernah menguasai Taipei antara 1895 hingga akhir Perang Dunia II. Beijing juga menyinggung sejarah kolonial Tokyo.
Peta Taiwan dan China (VOA)
"Jepang tidak hanya gagal untuk merenungkan secara mendalam kejahatan agresinya dan penjajahan beratnya di Taiwan, tetapi justru, menentang opini dunia, Jepang justru terlena dengan khayalan intervensi militer di Selat Taiwan," ujar juru bicara Kementerian Pertahanan China, Jiang Bin.
Jiang menambahkan bahwa Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) memiliki kemampuan kuat untuk menghadapi ancaman. Ia memperingatkan bahwa Jepang akan menghadapi konsekuensi besar jika dianggap melampaui batas terkait Taiwan.
"Jika pihak Jepang berani melewati batas, bahkan setengah langkah saja... mereka pasti akan membayar harga yang menyakitkan," tegasnya.
Baca Juga: PM Jepang dan PM China Tak Saling Sapa di KTT G20 Afrika Selatan
Sementara itu, Taiwan sebagai wilayah demokratis menolak klaim teritorial China. Presiden Lai Ching-te mengumumkan rencana tambahan anggaran pertahanan sebesar USD 40 miliar dalam delapan tahun ke depan, yang langsung dikritik Beijing.
Di sisi lain, Presiden AS Donald Trump telah memberikan pesan khusus kepada PM Jepang agar tidak memprovokasi China terkait kedaulatan Taiwan.
Laporan WSJ menyebut: "Trump melakukan panggilan telepon dengan Takaichi dan menyarankan dia untuk tidak memprovokasi Beijing terkait masalah kedaulatan pulau tersebut."
Namun, pihak kantor PM Jepang enggan memberikan komentar atas laporan tersebut.
Ketegangan Tiongkok–Jepang terkait Taiwan kini menjadi salah satu fokus utama geopolitik Asia Timur, dengan potensi eskalasi yang masih terbuka.
Ilustrasi - Bendera China dan Jepang. ANTARA/REUTERS/Dado Ruvic/as. (Antara)