Ntvnews.id, Moskow - Rusia melancarkan serangan pada Hari Natal ke sejumlah wilayah Ukraina. Aksi militer yang terjadi pada 25 Desember tersebut menyasar sebuah pasar di Kherson serta gedung apartemen di Chernihiv.
Otoritas setempat melaporkan dua warga sipil tewas dan sembilan orang lainnya mengalami luka-luka akibat serangan tersebut.
Insiden ini menandai perayaan Natal keempat Ukraina di tengah invasi skala penuh Rusia. Sebelumnya, Kanselir Jerman Friedrich Merz mengajukan usulan gencatan senjata Natal pada 16 Desember. Gagasan itu diterima oleh Kyiv, namun ditolak oleh Moskow.
“Di Chernihiv, sebuah drone menabrak gedung apartemen lima lantai, menewaskan seorang wanita berusia 80 tahun. Sembilan orang lainnya terluka, setidaknya tiga di antaranya kritis,” kata Layanan Darurat Negara Ukraina dan Gubernur Oblast Chernihiv Viacheslav Chaus.
Baca Juga: Zelenskyy Ungkap Sedang Bahas Gagasan Baru Perdamaian Ukraina Dengan AS
“Drone tersebut menghantam sebuah apartemen di lantai tiga, menyebabkan kerusakan signifikan dan memicu kebakaran,” kata Chaus, seperti dikutip dari Kyiv Independent, Jumat, 26 Desember 2025.
Sementara itu, menurut Gubernur Oleksandr Prokudin, pasukan Rusia juga menyerang pusat Kota Kherson sekitar tengah hari. Serangan tersebut menghantam pasar kota dan menewaskan seorang pekerja berusia 47 tahun, sekaligus menghancurkan sejumlah kios pedagang.
Arsip - Departemen Luar Negeri AS pada Juli 2025 menyetujui kemungkinan penjualan Sistem Rudal HAWK Fase III ke Ukraina. (Anadolu/as) (Antara)
Sebelum Hari Natal, Rusia juga melancarkan serangan di berbagai wilayah Ukraina pada Malam Natal. Serangan itu menewaskan sedikitnya empat orang dan melukai 35 lainnya. Selain korban jiwa, serangan terhadap infrastruktur energi memicu pemadaman listrik di sejumlah daerah.
Oblast Chernihiv, yang terletak di sepanjang perbatasan dengan Rusia dan Belarus, termasuk ibu kotanya Chernihiv, kerap menjadi target serangan drone dan rudal Rusia.
Baca Juga: Drone Bawah Laut Ukraina Lumpuhkan Kapal Selam Rusia
Adapun Kherson, yang sempat diduduki pasukan Rusia selama delapan bulan pada 2022, dinilai lebih rentan dibandingkan kota-kota besar Ukraina lainnya. Kedekatannya dengan posisi Rusia di seberang Sungai Dnipro membuat wilayah tersebut rawan serangan.
Kota itu, bersama infrastruktur dan warganya, terus menghadapi ancaman rudal jarak jauh dan drone Shahed, serta bom luncur, artileri tabung, dan drone FPV yang secara rutin menargetkan warga sipil.
Rusia Gempur Kembali Ukraina, Kini Rumah Sakit Anak Ancur di Kyiv (Tangkapan Layar)