Ntvnews.id, Kyiv - Ukraina menyatakan untuk pertama kalinya berhasil menyerang kapal selam pembawa rudal milik Rusia yang tengah berlabuh di sebuah pangkalan di tepi Laut Hitam dengan memanfaatkan drone bawah laut. Kyiv mengklaim serangan tersebut menyebabkan kerusakan serius pada kapal selam itu hingga membuatnya tidak dapat beroperasi.
Pihak Rusia, dalam responsnya, membenarkan adanya serangan dari Ukraina, namun menepis klaim bahwa kapal selam mereka mengalami kerusakan.
Dilansir dari CNN International, Rabu, 17 Desember 2025, Dinas Keamanan Ukraina (SBU), dalam pernyataan menyebut serangan itu dilakukan menggunakan sejumlah drone bawah laut “Sub Sea Baby” buatan Ukraina. Drone-drone tersebut diklaim menghantam kapal selam Rusia di pelabuhan Novorossiysk, yang berada di kawasan Laut Hitam.
Baca Juga: Rusia Luncurkan Serangan Rudal Mematikan ke Ukraina
Pelabuhan Novorossiysk diyakini menjadi lokasi pemindahan banyak kapal angkatan laut Rusia untuk menjauhkan armada tersebut dari jangkauan serangan Ukraina.
Rekaman video yang dirilis oleh SBU memperlihatkan ledakan besar muncul dari bawah permukaan air di sebuah dermaga dekat lokasi sandarnya kapal selam dan beberapa kapal lain. Reuters menyatakan telah memverifikasi lokasi video tersebut berdasarkan tata letak dan struktur dermaga pelabuhan.
"Akibat ledakan tersebut, kapal selam mengalami kerusakan kritis dan secara efektif telah dinonaktifkan," kata SBU dalam keterangannya.
SBU menegaskan operasi itu merupakan serangan pertama dengan metode tersebut. Pernyataan senada disampaikan Alexander Kamyshin, salah satu penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, yang menyebut bahwa untuk pertama kalinya dalam sejarah, drone bawah laut berhasil menetralisir sebuah kapal selam.
Ilustrasi Ukraina. (Antara)
Namun, klaim Ukraina itu dibantah oleh Armada Laut Hitam Rusia beberapa jam kemudian. Kepala layanan pers Armada Laut Hitam Rusia, Alexei Rulev, mengonfirmasi adanya serangan, tetapi menegaskan serangan tersebut tidak berhasil dan tidak menimbulkan kerusakan apa pun.
"Upaya musuh untuk melakukan sabotase menggunakan kendaraan tanpa awak bawah laut gagal mencapai tujuannya," ujar Rulev.
Baca Juga: NATO Tantang Putin Soal Perdamaian Ukraina
"Tidak ada kapal atau kapal selam Armada Laut Hitam yang ditempatkan di teluk pangkalan laut Novorossiysk, maupun para awaknya, yang mengalami kerusakan akibat sabotase dan semuanya bertugas seperti biasa," demikian pernyataan resmi Armada Laut Hitam Rusia.
Kapal selam Rusia yang menjadi sasaran serangan tersebut merupakan salah satu dari sejumlah armada yang sebelumnya dipindahkan dari Crimea ke Novorossiysk di wilayah selatan Rusia.
Menurut SBU, kapal selam itu digunakan untuk meluncurkan rudal jelajah Kalibr dan memiliki kemampuan menembakkan hingga empat rudal secara bersamaan. SBU juga menyebut kapal selam tersebut dijuluki “Lubang Hitam” karena desain lambungnya yang mampu menyerap suara sehingga sulit terdeteksi oleh sistem sonar.
Arsip foto - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy. (ANTARA)