Ntvnews.id, Jepang - Sebuah insiden memalukan yang terjadi selama perjalanan studi ke Bali membuat sebuah SMA swasta di Kyoto, Jepang, mengambil langkah cepat dengan menyampaikan permintaan maaf terbuka.
Melalui situs resmi sekolah pada Senin, 8 Desember 2025 Otani Junior and Senior High School mengonfirmasi bahwa sejumlah siswanya melakukan aksi pencurian saat kunjungan pendidikan ke Indonesia.
Dalam pernyataannya, sekolah tersebut menjelaskan bahwa tindakan pencurian itu berlangsung pada Kamis, 4 Desember 2025, di tengah agenda studi yang digelar sejak 30 November hingga 5 Desember.
Mereka menegaskan bahwa kasus ini bukan sekadar perilaku indisipliner, melainkan persoalan serius yang dapat berdampak pada citra warga Jepang di luar negeri. Pihak sekolah menulis bahwa kejadian tersebut merupakan peringatan penting bagi mereka untuk mengevaluasi ulang metode pembinaan siswa.
Baca Juga: Mentan Amran Kirim Bantuan ke Sumatera Tahap II Via KRI, Estimasi Sampai 6 Hari
“Insiden ini bukan hanya masalah yang memerlukan perhatian penuh kepada para korban, tetapi juga tindakan serius yang berpotensi memengaruhi warga negara Jepang yang berada di luar negeri,” demikian pernyataan sekolah tersebut.
“Kami menyadari perlunya dengan sungguh-sungguh meninjau kembali bagaimana kami membimbing para siswa,” tegasnya.
Kasus ini menjadi ramai setelah sebuah video memperlihatkan sekelompok remaja pria berbahasa Jepang mengambil kaos di sebuah toko pakaian di Bali tanpa membayar. Rekaman tersebut viral di X dan berbagai platform media sosial lainnya.
Pemilik toko, sebelum memeriksa CCTV, menyadari bahwa 11 potong pakaian hilang. Dari video yang kemudian beredar, tampak tiga remaja Jepang berpura-pura melihat-lihat barang sambil diam-diam memasukkan pakaian ke dalam tas. Seorang remaja lain terlihat memasukkan satu barang ke sakunya. Mereka terdengar berbicara dalam bahasa Jepang sepanjang rekaman.
Baca Juga: Polri Resmi Luncurkan Aplikasi Pengaduan Reserse Berbasis Digital
Peristiwa ini memicu gelombang komentar keras dari warganet Jepang. Banyak yang mengecam perilaku para siswa tersebut dan menyebut mereka sebagai individu yang menjadi aib permanen bagi negara.
Menanggapi kecaman publik, Kepala Sekolah Otani Junior and Senior High School, Fumio Inui, turut menyampaikan permintaan maaf secara langsung melalui pernyataan resmi. Ia menekankan betapa seriusnya pihak sekolah memandang insiden ini.
“Kami sangat meminta maaf atas ketidaknyamanan dan kekhawatiran besar yang ditimbulkan. Kami menyikapi masalah ini dengan sangat serius,” ujarnya.
Selain menyatakan penyesalan, sekolah juga mengimbau masyarakat agar tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi, termasuk identitas para siswa. Mereka menegaskan bahwa tindakan tersebut dapat memperburuk keadaan.
“Kami mohon agar Anda berhati-hati dalam menanggapi masalah ini, karena spekulasi, penyebaran informasi tidak dapat dipercaya di media sosial, serta unggahan nama dan foto dapat menyebabkan kerugian lebih jauh,” tulisnya.
Siswa Jepang Mencuri di Bali (Instagram)