Mentrans Iftitah Ajak Mahasiswa Jadi Motor Penggerak Transformasi Kawasan Transmigrasi

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 31 Okt 2025, 17:40
thumbnail-author
Naurah Faticha
Penulis
thumbnail-author
Editor
Bagikan

Ntvnews.id, Semarang, Jawa Tengah - Anak-anak muda diajak untuk menjadi motor penggerak perubahan di kawasan transmigrasi, bukan sekadar penonton. Menteri Transmigrasi, M. Iftitah Sulaiman Suryanagara, menantang mahasiswa sebagai Sumber Daya Manusia (SDM) unggul untuk terlibat langsung dalam membangun wilayah transmigrasi menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru yang modern dan berkelanjutan.

Hal itu disampaikan Mentrans saat menyampaikan Kuliah Umum di depan lebih dari seribu mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip), Semarang, Jawa Tengah, pada Jumat, 31 Oktober 2025.

"Saya sampaikan, kehadiran saya di sini, di kuliah umum ini adalah juga untuk memastikan partisipasi generasi muda untuk ikut membangun kawasan transmigrasi. Tantangan yang terbesar bagaimana mengubah persepsinya masyarakat, bahwa transmigrasi hari ini, bukan hanya sekedar perpindahan penduduk," kata Mentrans disambut riuh mahasiswa.

Dalam rangka transformasi transmigrasi, Kementerian Transmigrasi telah menurunkan 2.000 peneliti dari tujuh perguruan tinggi unggulan, terdiri dari mahasiswa, dosen, hingga guru besar, untuk melakukan riset dan pemetaan potensi ekonomi kawasan transmigrasi melalui Program Tim Ekspedisi Patriot (TEP). Program ini mendistribusikan SDM unggul ke 154 kawasan transmigrasi.

Baca Juga: Kementrans Perluas Penyaluran Bantuan untuk Seluruh Korban Banjir Sumatera

"Kita tidak mungkin bisa mengembangkan kawasan transmigrasi tanpa SDM-SDM yang unggul. Oleh karena itu, saya dan seluruh pegawai Kementerian Transmigrasi berusaha merapatkan barisan dengan dunia kampus dan juga dunia usaha agar bisa membantu rakyat untuk melakukan industrialisasi tetapi juga tidak meniadakan kehadiran masyarakat lokal," ujar Mentrans.

Pengembangan kawasan transmigrasi menjadi salah satu upaya pemerintah untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi di atas delapan persen.

"Jadi, supaya masyarakat lokal bisa terserap oleh lapangan kerja, kita juga harus melakukan pemberdayaan terhadap mereka. Mereka mendapatkan pendapatan sehingga pertumbuhan ekonominya akan inklusif dan berkelanjutan," tambah Mentrans.

Empat kawasan transmigrasi menjadi fokus utama pengembangan, yakni Batam, Rempang, dan Galang (Barelang) di Kepulauan Riau; Salor di Merauke, Papua Selatan; Selaparang, Mataram, Nusa Tenggara Barat; serta Kaluku, Mamuju di Sulawesi Barat.

"Buktinya, seperti yang tadi saya tunjukkan di Rempang. Saya sudah sampaikan kepada Wakil Wali Kota, ayo kita sepakat, tidak boleh lagi ada yang mengusir, tidak boleh lagi ada yang menggeser, dan tidak boleh lagi ada yang menggusur masyarakat. Masyarakat biarkan saja tetap di tempatnya. Kita buat satu kawasan baru. Kalau mereka tertarik, pasti mereka akan mau pindah dengan sendirinya. Jadi, itu tantangannya. Kita ingin masyarakat tidak lagi menjadi korban pembangunan," kata Mentrans.

Baca Juga: HUT HBT Ke-75, Wamen Viva Yoga: Pionir Transmigrasi Pahlawan Pembangunan dan Patriot Bangsa

Rektor Universitas Diponegoro, Prof. Dr. Suharnomo, S.E., M.Si., menyatakan dukungan penuh terhadap gagasan transformasi transmigrasi. Undip, sebagai bagian dari Tim Ekspedisi Patriot, telah menurunkan 275 peneliti di 52 wilayah di 13 provinsi.

“Kami mendukung ide transformasi transmigrasi. Kami ingin mengidentifikasi sumber-sumber yang bisa menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru,” ujar Prof. Suharnomo.

Dosen, alumni, dan mahasiswa Undip siap berkolaborasi dengan Kementerian Transmigrasi dalam riset, pendampingan, dan pemberdayaan masyarakat di berbagai kawasan transmigrasi. Kementerian berharap kolaborasi dengan perguruan tinggi dapat mempercepat transformasi kawasan transmigrasi menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru yang berkeadilan dan berkelanjutan, sejalan dengan semangat pemerataan pembangunan dari Sabang hingga Merauke.

x|close