Mentrans: Pembangunan Kawasan Transmigrasi Merupakan Investasi Yang Bernilai Tambah, Bukan Pengeluaran Pembangunan

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 12 Nov 2025, 21:45
thumbnail-author
Satria Angkasa
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Tim Ekspedisi Patriot yang beranggotakan mahasiswa dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Diponegoro (Undip) Tim Ekspedisi Patriot yang beranggotakan mahasiswa dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Diponegoro (Undip)

Ntvnews.id, Way Kanan, Lampung - Pembangunan kawasan transmigrasi perlu dipandang sebagai investasi ekonomi yang menghasilkan nilai tambah, bukan sekadar pembangunan infrastruktur.

Ini disampaikan Menteri Transmigrasi M. Iftitah Sulaiman Suryanagara saat diskusi dengan Tim Ekspedisi Patriot (TEP) yang bertugas di Kawasan Transmigrasi Way Tuba, Kabupaten Way Kanan, Lampung, Selasa, 11 November 2025.

“Infrastruktur harus punya nilai tambah ekonomi. Jadi harus dianggap sebagai investasi, bukan cost (pengeluaran),” ujar Menteri Iftitah di Bandar Udara Gatot Soebroto, Way Kanan, Lampung.

Mentrans menilai keberhasilan program transmigrasi bergantung pada kesiapan sumber daya manusia (SDM), bukan hanya pada pembangunan fisik.

Baca Juga: Mentrans Iftitah Ajak Generasi Muda Bangun Pusat Ekonomi Lewat Transmigrasi

“Saya enggak tahu kapan akselerasinya itu ada. Tapi saya yakin, saya enggak tahunya kapan, tapi kriterianya saya tahu kapan, yaitu ketika SDM unggulnya ini siap,” kata Menteri Iftitah.

Beliau juga menyoroti pentingnya konektivitas dan industrialisasi untuk memperkuat kawasan transmigrasi. Menurutnya, Indonesia memerlukan sistem transportasi terpadu seperti jalan, kereta, bandara, dan pelabuhan. Agar arus ekonomi antarwilayah lebih efisien.

“Yang harus menjadi prioritas itu adalah konektivitas. Pulau-pulau besar, itu mungkin konektivitas utamanya adalah kereta dan jalan tol. Menurut saya konektivitas utamanya itu. Nah antara pulau itu adalah pesawat. Dalam hal ini bandara, dengan pelabuhan laut,” ujarnya.

Tim Ekspedisi Patriot yang beranggotakan mahasiswa dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Diponegoro (Undip), memaparkan hasil observasi di empat kecamatan. Mereka mencatat potensi komoditas utama seperti sawit, karet, kopi, tebu, dan kayu putih. Namun, mereka juga menemukan persoalan mendasar seperti keterbatasan akses jalan, sulitnya pemasaran hasil tani, serta kurangnya pelatihan keterampilan masyarakat.

Baca Juga: Mentrans: Transmigrasi Bukan Hanya Soal Perpindahan Penduduk

“Ketika kami sudah wawancara (masyarakat). Ternyata mereka berkendala di pemasaran, dan kami melakukan inventarisasi masalah Pak. Dari petani sendiri mengeluhkan yang pertama, adanya pupuk yang susah. Kemudian yang kedua adalah kendala pengangkutan Pak. Itu berkaitan dengan infrastruktur,” kata Muhammad Wildan Hanif dari Universitas Diponegoro, salah satu anggota TEP yang bertugas di Kawasan Transmigrasi Way Tuba.

Menteri Transmigrasi M. Iftitah Sulaiman Suryanagara Menteri Transmigrasi M. Iftitah Sulaiman Suryanagara

“Dari Ramsai Pak. Jadi disitu juga banyak penjahit-penjahit Pak, yang memang mampu. Yang mungkin bisa saja kita bantu melalui pelatihan untuk menjadi pengusaha konfeksi misalnya. Atau bahkan menjadi designer (perancang desain). Karena memang potensinya ternyata banyak sekali,” sambung Hendhy Nansha, ketua Tim TEP dari ITB.

Menanggapi itu, Menteri Iftitah menekankan pentingnya keyakinan dan konsistensi dalam setiap langkah pembangunan transmigrasi. “Kembali lagi, kalau misalkan kita lakukannya benar, selalu bisa berkembang. Jadi harus kita yakinkan bahwa apa saja yang bisa kita kontribusikan,” kata Menteri Iftitah.

Menteri juga mengungkap rencana pembangunan Kampus Patriot di kawasan transmigrasi sebagai pusat riset dan pengembangan SDM lokal.

“SDM unggul, bedanya SDM unggul dengan yang yang tidak unggul adalah, ada tidak inisiatif? Kalau inisiatif ada, akan menunjang ke kreativitas. Kalau kreativitas ada, akan menunjang ke inovasi. Jadi jangan mimpi inovasi kalau tidak ada inisiatif kreativitas,” ucapnya.

Menutup diskusi, ia mengajak generasi muda untuk fokus pada solusi dan aksi nyata dalam pengembangan kawasan transmigrasi.

“Saya sampaikan, kalau misalkan kita bersemangat, tahu ilmunya. InsyaAllah itu potensi kedepanan akan lebih pasti,” ujarnya. (HLV)

x|close