Tujuh Kawasan Transmigrasi Terdampak, Menteri Iftitah Perluas Penyaluran Bantuan Bencana

Ntvnews.id, Jakarta - Kementerian Transmigrasi memperluas jangkauan bantuan bagi wilayah terdampak bencana di Aceh dan Sumatera setelah tujuh kawasan transmigrasi (KT) dinyatakan ikut mengalami dampak. Melihat kondisi di lapangan yang menunjukkan kebutuhan lebih besar, kementerian memutuskan untuk tidak membatasi penanganan hanya pada komunitas transmigrasi, tetapi juga masyarakat umum yang terisolasi akibat bencana.

Menteri Transmigrasi, M. Iftitah Sulaiman Suryanagara, menegaskan bahwa kebijakan tersebut merupakan bentuk tanggung jawab kemanusiaan.

“Ketika tujuh kawasan transmigrasi ikut terdampak, kami wajib turun. Namun setelah kami lihat langsung kondisi masyarakat di luar kawasan, bantuan jelas harus diperluas,” ujar Iftitah.

Informasi awal mengenai situasi bencana diperoleh dari Tim Ekspedisi Patriot (TEP), yang sebagian anggotanya memilih tetap berada di lokasi untuk membantu sebagai relawan. Iftitah sendiri dijadwalkan meresmikan ekspor kopi Gayo ke Amerika Serikat di Aceh Tengah pada Rabu 26 November 2025, namun penerbangannya dibatalkan karena cuaca buruk. Setelah izin terbang diterbitkan pada Sabtu 29 November 2025, ia langsung menuju Aceh untuk memantau kondisi di lapangan.

Dalam kunjungannya, Iftitah menyampaikan bahwa ia memahami karakter medan di Aceh karena pernah bertugas di wilayah tersebut pada masa bencana besar tsunami 2004.

“Saya pernah berada di Aceh saat masa tsunami dulu. Karena itu saya memahami medan, tahu betapa sulitnya akses ketika kondisi darurat terjadi,” katanya.

Baca Juga: Presiden Salurkan Bantuan Korban Bencana Alam Melalui Kementrans, Dilepas oleh Menko AHY

Setelah tiba, sejumlah lokasi ternyata tidak dapat diakses karena jalur terputus. Menteri kemudian melaporkan kondisi tersebut kepada Presiden untuk memohon perluasan kewenangan lintas kementerian dan lembaga guna mempercepat pengiriman logistik ke daerah terisolasi. Iftitah juga menyampaikan laporan kepada Menko Infrastruktur agar kerusakan jaringan infrastruktur mendapat prioritas penanganan.

Iftitah bersama Menko Infrastruktur, Agus Harimurti Yudhoyono, melakukan peninjauan hingga perbatasan Bener Meriah dan Aceh Tengah sebelum menyampaikan laporan resmi kepada Presiden. Laporan itu menjadi dasar percepatan mobilisasi bantuan.

“Sebelumnya bantuan hanya bisa dikirim menggunakan pesawat kecil. Setelah kami pastikan kondisi lapangan dan memberikan keyakinan, akhirnya pesawat Hercules dapat masuk membawa bantuan dalam jumlah lebih besar,” ujarnya.

Selain ke wilayah Bener Meriah dan Aceh Tengah, bantuan juga didistribusikan ke Aceh Tamiang, Aceh Utara, dan Bireuen. Iftitah menegaskan bahwa prioritas bantuan tidak hanya diperuntukkan bagi warga transmigrasi.

“Kementrans tidak hanya mengurus warga transmigrasi. Dalam kondisi seperti ini, semua masyarakat adalah prioritas,” tegasnya.

Kementerian Transmigrasi terus memperkuat penanganan bencana melalui pembentukan posko, penggalangan donasi internal, serta koordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan bantuan menjangkau daerah-daerah yang paling membutuhkan.