Hilang dari Peta, Ini Penampakan Tiga Desa di Aceh Utara Tersapu Banjir Bandang

Ntvnews.id, Aceh - Bencana banjir bandang dan perubahan aliran sungai menghantam Kecamatan Sawang, Aceh Utara, hingga menyebabkan tiga desa hilang total dari peta. Rekaman video yang beredar di media sosial, termasuk dari akun @ynimakeover, memperlihatkan pemukiman yang dulunya ramai kini sepenuhnya tersapu arus deras dan berubah menjadi sungai besar.

Menurut laporan darurat kemanusiaan yang dikumpulkan oleh saksi lapangan independen, Kecamatan Sawang mengalami salah satu bencana paling menghancurkan dalam sejarah wilayah tersebut. Tanah, pondasi rumah, pekarangan, dan fasilitas umum lenyap seolah tersapu sepenuhnya oleh banjir bandang.

Banjir bandang telah menyebabkan ribuan warga terdampak, dengan puluhan wilayah terisolir akibat putusnya akses jalan utama, jembatan hanyut, dan tanggul sungai jebol. Kondisi medan yang ekstrem membuat bantuan sulit masuk selama beberapa hari pertama.

Baca Juga: Gubernur Aceh: Bupati Cengeng Hadapi Banjir Lebih Baik Turun dari Jabatan

Ratusan keluarga terpaksa mengungsi tanpa membawa barang berharga. Banyak pengungsi kini menempati titik-titik darurat yang tidak memiliki fasilitas memadai. Sementara itu, komunikasi lumpuh total karena listrik padam dan sinyal telepon hilang, sehingga warga tidak dapat meminta bantuan secara langsung.

Ketersediaan makanan dan air bersih kritis. Distribusi bantuan terganggu, sementara kebutuhan bayi, termasuk susu dan popok, sangat mendesak. Ancaman kesehatan juga meningkat karena potensi wabah penyakit akibat air kotor dan keterbatasan tenaga medis di lokasi.

Baca Juga: Menteri Imipas: Kalapas Enemawira yang Kasih Daging Anjing ke Napi Muslim Tak Akan Diberi Jabatan Lagi

Ratusan rumah yang dulunya berdiri tegak kini hilang total, meninggalkan desa-desa yang seharusnya dihuni penduduk kini berubah menjadi sungai besar berarus deras.

Video yang beredar memperlihatkan wujud nyata tiga desa yang hilang, menjadi bukti visual betapa dahsyatnya bencana ini dan mempertegas situasi kemanusiaan yang berada pada tingkat kritikal.

Bencana ini menjadi peringatan keras akan risiko perubahan aliran sungai dan banjir bandang di Aceh Utara, terutama bagi komunitas yang tinggal di kawasan rawan sungai.