Ketegangan AS–Venezuela Meningkat, Trump Akui Berkomunikasi dengan Maduro

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 1 Des 2025, 14:33
thumbnail-author
Satria Angkasa
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Arsip - Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Ibu Negara Melania Trump meninggalkan Gedung Putih di Washington, D.C. Selasa 25 November 2025 waktu setempat. ANTARA/Xinhua/Hu Yousong/aa. Arsip - Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Ibu Negara Melania Trump meninggalkan Gedung Putih di Washington, D.C. Selasa 25 November 2025 waktu setempat. ANTARA/Xinhua/Hu Yousong/aa. (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Minggu 30 November 2025 mengonfirmasi bahwa dirinya telah melakukan komunikasi via telepon dengan Presiden Venezuela Nicolas Maduro, di tengah memanasnya hubungan kedua negara terutama terkait persoalan wilayah udara.

Saat berbicara kepada wartawan di pesawat Air Force One dalam perjalanan kembali ke Washington, DC dari Mar-a-Lago, Florida—tempat ia menghabiskan libur Thanksgiving—Trump ditanya mengenai laporan pembicaraan tersebut.

Ia menjawab, “Saya tidak ingin mengomentarinya. Jawabannya adalah ya.” Meski demikian, ia menolak membeberkan rincian isi percakapan itu dan menambahkan, “Saya tidak akan mengatakan apakah itu berlangsung baik atau buruk.”

Dalam kesempatan yang sama, Trump kembali menegaskan sikap keras pemerintahannya terhadap Caracas. Ia menyatakan bahwa Amerika Serikat tidak menganggap Venezuela sebagai mitra yang bersahabat.

“Mereka mengirim jutaan orang, dan banyak dari mereka seharusnya tidak berada di negara kami, dari narapidana, anggota geng, hingga pengedar narkoba,” ujarnya.

Ketika ditanya apakah peringatannya mengenai wilayah udara Venezuela dapat ditafsirkan sebagai sinyal rencana serangan udara, Trump menjawab singkat, “Jangan mengartikan apa pun dari itu.”

Baca Juga: Trump Serukan Penutupan Wilayah Udara, Ini Reaksi Tak Terduga Venezuela

Laporan sebelumnya dari The New York Times—mengutip sejumlah sumber—menyebut bahwa percakapan telepon antara kedua pemimpin berlangsung pekan lalu, sekaligus membahas kemungkinan pertemuan. Konfirmasi Trump ini muncul di tengah eskalasi ketegangan Washington–Caracas, menyusul pernyataannya yang menyebut wilayah udara Venezuela akan “ditutup sepenuhnya”.

Caracas mengecam keras pernyataan tersebut dan meminta “penghormatan tanpa syarat” atas kedaulatan wilayah udaranya. Ketegangan meningkat setelah AS memperluas operasi militernya di kawasan Amerika Latin dalam beberapa bulan terakhir, termasuk pengerahan Marinir, kapal perang, jet tempur, pesawat pembom, kapal selam, hingga drone, yang memicu spekulasi mengenai potensi aksi militer langsung terhadap Venezuela.

Trump sebelumnya juga mengumumkan pada Kamis 27 November 2025 bahwa AS "akan segera" mengambil tindakan terhadap para pengedar narkoba Venezuela, menyusul laporan 21 operasi militer di laut sejak September yang menewaskan sedikitnya 83 orang.

Sebagai respons, Venezuela pada Minggu meminta dukungan dari Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan para anggotanya untuk bersatu menghadapi apa yang mereka sebut sebagai “agresi” AS. Seruan itu disampaikan setelah Maduro mengeklaim bahwa Washington mengancam akan merebut cadangan minyak besar negeri tersebut melalui kekuatan militer.

(Sumber : Antara)

x|close