Ntvnews.id, Caracas - Venezuela akan memberlakukan kebijakan perjalanan khusus bagi warganya, baik untuk keberangkatan maupun kepulangan, menyusul pernyataan Presiden AS Donald Trump terkait penutupan wilayah udara negara tersebut. Pernyataan ini disampaikan oleh Wakil Presiden Venezuela, Delcy Rodriguez, pada Minggu, 30 November 2025.
Dilansir dari NBC, Senin, 1 Desember 2025, Rodriguez menyebut pemerintah Amerika Serikat mengabulkan permintaan pemimpin oposisi Venezuela, Maria Machado, yang mendorong upaya pemblokiran ruang udara Venezuela. Melalui Telegram, ia menegaskan bahwa pemerintah Venezuela melihat tindakan ini sebagai bentuk agresi diplomatik.
Menindaklanjuti kondisi tersebut, Presiden Venezuela Nicolas Maduro telah menginstruksikan penyusunan rencana khusus guna membantu warga yang terlantar di luar negeri, serta memastikan jalur keberangkatan bagi mereka yang akan bepergian tetap tersedia. Selain itu, Venezuela juga mengaktifkan jalur multilateral sesuai kerangka hukum internasional demi "segera menghentikan tindakan tidak sah dan melanggar hukum ini," ujar Rodriguez.
Baca Juga: Maduro Tegaskan Venezuela Tetap Tak Terkalahkan Meski Tekanan AS Meningkat
Sehari sebelumnya, Trump meminta maskapai penerbangan agar mempertimbangkan penutupan seluruh akses udara di atas maupun sekitar Venezuela. Pemerintah Caracas menolak keras seruan itu dan mendesak agar Washington menghormati kedaulatan wilayah udaranya.
Venezuela juga meminta PBB serta Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) mengecam langkah AS, yang dinilai sebagai ancaman penggunaan kekuatan militer.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump. ANTARA/Anadolu/py/am. (Antara)
Pihak AS menyatakan keberadaan militernya di wilayah Karibia untuk memberantas perdagangan narkoba. Selama September hingga Oktober, militer Amerika dikabarkan telah beberapa kali menenggelamkan kapal yang diduga mengangkut narkotika di perairan sekitar Venezuela.
Laporan NBC pada Kamis menyebut bahwa pasukan AS sedang menyiapkan opsi untuk menargetkan jaringan pengedar narkoba di wilayah Republik Bolivarian itu.
Trump sempat menegaskan pada 3 November bahwa masa jabatan Maduro sebagai pemimpin Venezuela tinggal menghitung hari, meski ia memastikan Amerika Serikat tidak berencana melakukan invasi militer. Namun, pemerintah Venezuela menilai rangkaian tindakan AS merupakan provokasi yang dapat mengganggu stabilitas kawasan serta melanggar ketentuan internasional mengenai status demiliterisasi dan bebas nuklir di wilayah Karibia.
Arsip foto - Presiden Venezuela Nicolas Maduro menyampaikan pidato setelah konferensi pers dengan anggota pers internasional di Hotel Eurobuilding di ibu kota Caracas, 15 September 2025. ANTARA/Ivan Mcgregor/Andolu/pri. (Antara)