California Tegaskan Vaksin Tidak Berkaitan Dengan Autisme

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 27 Nov 2025, 00:05
thumbnail-author
Satria Angkasa
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Arsip foto - Seorang tenaga kesehatan memberikan suntikan vaksin flu kepada seorang warga lokal di Los Angeles, Amerika Serikat, Sabtu 17 Desember 2022. ANTARA/Xinhua/str/aa. Arsip foto - Seorang tenaga kesehatan memberikan suntikan vaksin flu kepada seorang warga lokal di Los Angeles, Amerika Serikat, Sabtu 17 Desember 2022. ANTARA/Xinhua/str/aa. (Antara)

Ntvnews.id, Sacramento - Gubernur California Gavin Newsom bersama Aliansi Kesehatan Pesisir Barat (West Coast Health Alliance) pada Selasa 25 November 2025 menegaskan kembali bahwa vaksin tidak memiliki hubungan dengan autisme. Pernyataan ini disampaikan sebagai respons atas perubahan sikap Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat terkait isu yang selama ini kontroversial.

Dalam keterangan resmi, aliansi yang terdiri dari California, Oregon, Washington, dan Hawaii menyoroti pentingnya pedoman kesehatan yang berpijak pada data ilmiah.

Melalui pernyataan dari kantor Gubernur Newsom, aliansi tersebut menekankan bahwa "penelitian yang ketat terhadap jutaan orang di berbagai negara selama puluhan tahun memberikan bukti berkualitas tinggi bahwa vaksin tidak berkaitan dengan autisme."

Sikap ini disampaikan setelah Menteri Kesehatan AS Robert F. Kennedy Jr. pada 19 November menginstruksikan CDC untuk merevisi informasi di situs webnya. Pembaruan laman tersebut kemudian menyatakan bahwa klaim "vaksin tidak menyebabkan autisme" merupakan pernyataan yang "tidak berbasis bukti."

Kennedy dikenal menentang vaksin sejak tahun 2005, ketika ia menerbitkan apa yang disebut Pusat Kebijakan Publik Annenberg sebagai "artikel yang sarat kesalahan" di Rolling Stone dan Salon, yang mengklaim bahwa thimerosal, pengawet mengandung merkuri dalam vaksin, menyebabkan autisme.

Artikel tersebut kemudian ditarik oleh Salon pada 16 Januari 2011 setelah ditemukan sejumlah ketidakakuratan. STAT News juga menyebut bahwa teori thimerosal Kennedy "bertentangan dengan logika karena vaksin MMR tidak pernah mengandung thimerosal."

Baca Juga: IDAI: Lengkapi Vaksinasi untuk Kurangi Risiko Pneumonia pada Anak

Newsom menegaskan bahwa "Warga Amerika berhak mendapatkan panduan kesehatan masyarakat yang didasarkan pada ilmu pengetahuan, bukan opini."

Sementara itu, The New York Times melaporkan bahwa Kennedy sendiri mengakui "penelitian epidemiologi yang ekstensif tidak menemukan kaitan dengan autisme."

Komunitas medis melontarkan kritik keras terhadap perubahan informasi CDC tersebut. KFF Health News mencatat bahwa banyak dokter dan ilmuwan menilai revisi itu "memicu gelombang kemarahan dan kecemasan" serta menilai bahwa Kennedy "merusak kredibilitas sebuah lembaga yang selama ini mereka andalkan untuk bukti ilmiah yang tidak memihak."

Menurut laporan KFF Health News, sejak 1998 para peneliti independen dari tujuh negara telah melakukan lebih dari 40 studi berkualitas tinggi yang melibatkan lebih dari 5,6 juta orang, dan seluruhnya menyimpulkan tidak ada kaitan antara vaksin dan autisme.

Di sisi lain, data CDC menunjukkan bahwa campak dinyatakan telah hilang dari AS pada 2000 berkat vaksinasi, namun hingga 18 November 2025 tercatat 1.753 kasus terkonfirmasi, angka tertinggi sejak 1992, di mana 92 persen penderitanya tidak divaksin atau memiliki status vaksinasi yang tidak jelas.

(Sumber: Antara)

x|close