Gus Yahya Tegaskan Hanya Bisa Diganti Lewat Muktamar

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 29 Nov 2025, 09:00
thumbnail-author
Satria Angkasa
Penulis
thumbnail-author
Tim Redaksi
Editor
Bagikan
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf (tengah) dalam konferensi pers di Kantor Pusat PBNU, Jakarta Pusat, Jumat 28 November 2025. ANTARA/Lintang Budiyanti Prameswari. Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf (tengah) dalam konferensi pers di Kantor Pusat PBNU, Jakarta Pusat, Jumat 28 November 2025. ANTARA/Lintang Budiyanti Prameswari. (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf, atau Gus Yahya, menegaskan bahwa berbagai turbulensi atau polemik yang tengah terjadi dalam kepemimpinan PBNU tidak akan mengganggu komitmen organisasi dalam melayani masyarakat.

“Dalam keadaan apapun, organisasi ini harus tetap perform dan bekerja dengan baik dalam menjalankan tugas-tugas dan kewajibannya untuk hadir di tengah masyarakat, tetap berkontribusi menghadapi dan mengatasi masalah-masalah yang timbul dalam masyarakat. Ini harus terus dipertahankan dalam keadaan apapun,” kata Gus Yahya dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat, 28 November 2025.

Ia mengakui bahwa kondisi internal PBNU tengah mengalami guncangan dan sejumlah persoalan. Namun demikian, ia menekankan bahwa hal tersebut tidak boleh menghambat jalannya tata kelola organisasi.

“Meski ada turbulensi ini, sebagai organisasi, PBNU harus tetap perform. Untungnya, keseluruhan sistem tata kelola dan regulasi organisasi ini menyediakan piranti-piranti yang lengkap untuk menjaga performance organisasi dalam keadaan apapun. Jadi, keseluruhan sistem konstitusi dan regulasi itu tetap menjamin integritas struktural,” ujarnya.

Gus Yahya menambahkan bahwa struktur organisasi harus tetap terlindungi agar tidak muncul kekacauan yang dapat merusak integritas PBNU. Meski begitu, ruang fleksibilitas dalam manajemen tetap tersedia karena dinamika organisasi dapat berubah sewaktu-waktu.

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf tiba di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (22/8/2024). <b>(Dok.Antara)</b> Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf tiba di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (22/8/2024). (Dok.Antara)

Baca Juga: Terpopuler: Katib Syuriyah PBNU Soal Pencopotan Gus Yahya, 7 Korban Hilang Banjir Bandang di Agam

“Namun untuk menjamin integritas struktural, ada hal-hal yang tidak boleh diputuskan selain melalui Muktamar NU, supaya selama lima tahun kepengurusan itu integritas struktural terjaga, karena kalau tidak, itu akan berbahaya sekali bagi keseluruhan konstitusi organisasi,” tutur Gus Yahya.

Ia juga mengungkapkan bahwa PBNU telah merancang peta jalan jangka panjang hingga 25 tahun ke depan. Fokus utama rencana tersebut adalah mendorong kebangkitan peradaban baru yang berlandaskan akhlakul karimah, ilmu pengetahuan, teknologi, serta keadilan sosial untuk kepentingan umat dan semesta.

“Itu visinya, sedangkan landasan-landasannya adalah nilai-nilai aswaja sebagai fondasinya. Kemudian integrasi akhlak, ilmu pengetahuan, dan teknologi, orientasi kepada keadilan sosial dan kemaslahatan universal, serta peran aktif dalam membangun peradaban dunia yang damai,” jelasnya.

Terkait mekanisme pergantian kepemimpinan, Gus Yahya kembali menekankan bahwa perubahan posisi Ketua Umum PBNU hanya dapat dilakukan melalui Muktamar. Menurutnya, setiap persoalan internal juga dapat diselesaikan dalam forum tertinggi tersebut.

“Tidak ada jalan keluar selain mari kita kembali bersama-sama untuk menyelenggarakan Muktamarnya. Jadwalnya tidak lama lagi, hanya tinggal menyelesaikan sejumlah hal teknis saja. Kalau sudah Muktamar, maka Insya Allah tidak ada dispute (gangguan) lagi, sebenarnya tinggal itu saja, maka saya juga mengupayakan komunikasi ke berbagai pihak, khususnya kepada Rais Aam,” kata Gus Yahya.

(Sumber : Antara)

x|close