MUI Apresiasi Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto dan Gus Dur

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 10 Nov 2025, 14:47
thumbnail-author
Naurah Faticha
Penulis
thumbnail-author
Dedi
Editor
Bagikan
Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI Zainut Tauhid Sa'adi. Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI Zainut Tauhid Sa'adi. (ANTARA)

Ntvnews.id, Jakarta - Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyampaikan apresiasi dan ucapan selamat kepada pemerintah atas penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional kepada dua tokoh bangsa, yakni Soeharto dan Abdurrahman Wahid (Gus Dur), bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan pada 10 November 2025.

Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI, Zainut Tauhid Sa’adi, menyatakan bahwa penghargaan ini merupakan langkah strategis dan elegan dalam upaya rekonsiliasi sejarah bangsa, sekaligus menunjukkan kedewasaan dalam menghargai jasa para pemimpin nasional.

“Keputusan ini adalah penegasan bahwa setiap pemimpin memiliki peran dan jasa besar dalam rangkaian sejarah Indonesia. Kita harus mampu mengambil ibrah dari kepemimpinan mereka untuk masa kini dan masa depan,” ujar Zainut di Jakarta, Senin, 10 November 2025.

MUI menilai momentum penganugerahan gelar tersebut menjadi kesempatan penting untuk memperkuat persatuan nasional dan menumbuhkan semangat kebangsaan di tengah perbedaan pandangan sejarah.

Baca Juga: Respons Pemerintah Soal Marsinah Jadi Pahlawan dan Kelanjutan Kasus Kematiannya

Zainut mengajak umat Islam dan seluruh rakyat Indonesia untuk mengambil tiga pesan moral utama dari penganugerahan ini, yaitu: bersikap objektif dan adil dalam menilai sejarah, meneladani semangat perjuangan kedua tokoh, serta mengamalkan nilai-nilai persatuan dan toleransi.

Menurutnya, sosok Soeharto bisa menjadi teladan dalam hal semangat perjuangan dan dedikasi terhadap kedaulatan negara, termasuk perannya dalam menjaga keamanan nasional serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui program pembangunan berkelanjutan.

Sementara dari Gus Dur, masyarakat dapat meneladani nilai kemanusiaan, inklusivitas, dan toleransi yang luas. Gus Dur mengajarkan bahwa kebaikan tidak mengenal batas agama maupun suku.

Baca Juga: Fadli Zon: Gelar Pahlawan untuk Soeharto Telah Melalui Proses dan Tak Bermasalah Secara Hukum

“Penganugerahan gelar kepada dua tokoh dengan latar belakang dan corak kepemimpinan yang berbeda, yakni militer-pembangunan dan ulama-demokrasi, merupakan bukti nyata bahwa bangsa ini mampu bersatu dalam kebhinekaan,” ujar Zainut.

MUI juga menekankan pentingnya menerapkan prinsip tasamuh (toleransi), tafahum (saling memahami), dan ta’awun (saling menolong) dalam kehidupan berbangsa, terutama di tengah perbedaan pandangan politik atau ideologi masa lalu.

“MUI mengajak seluruh elemen bangsa untuk menjunjung tinggi kebesaran jiwa kedua pahlawan ini, mengakhiri segala bentuk polarisasi yang tidak produktif, dan bersatu padu membangun Indonesia yang adil, makmur, dan beradab,” tutup Zainut.

(Sumber: Antara) 

x|close