Aktivis Greta Thunberg Disebut Alami Perlakuan Kasar Selama Ditahan di Israel

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 6 Okt 2025, 20:15
thumbnail-author
Muhammad Fikri
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Pasukan Israel juga dilaporkan telah mengambil foto Greta Thunberg di mana dia diduga dipaksa memegang bendera. Pasukan Israel juga dilaporkan telah mengambil foto Greta Thunberg di mana dia diduga dipaksa memegang bendera. (THE GUARDIAN)

Ntvnews.id, Jakarta - Aktivis lingkungan Greta Thunberg dilaporkan mengalami perlakuan kasar dan kondisi buruk selama ditahan oleh otoritas Israel setelah ikut dalam armada kemanusiaan menuju Gaza. Menurut laporan yang diterima Kementerian Luar Negeri Swedia, Thunberg ditahan di sel penuh kutu kasur dengan makanan dan air yang sangat terbatas.

Seorang pejabat dari Kementerian Luar Negeri Swedia yang mengunjungi Thunberg di penjara mengatakan, “Kedutaan telah dapat bertemu dengan Greta. Ia mengaku mengalami dehidrasi, kekurangan air dan makanan, serta mengalami ruam yang diduga akibat gigitan kutu kasur. Ia juga menceritakan perlakuan kasar dan duduk lama di permukaan keras.”

Demikian dilansir dari Anadolu, Senin, 6 Oktober 2025.

Pejabat itu menambahkan, “Seorang tahanan lain melaporkan kepada kedutaan lain bahwa mereka melihat Greta dipaksa memegang bendera saat difoto. Ia bertanya-tanya apakah foto-foto itu telah disebarkan.”

Baca Juga: Israel dan Hamas Gelar Negosiasi di Mesir, Militer Israel Ancam Kembali Bertempur Jika Kesepakatan Gagal

Klaim tersebut diperkuat oleh dua anggota armada lain yang telah dibebaskan. Aktivis asal Turki, Ersin Çelik, mengatakan, “Mereka menyeret Greta Thunberg dengan menarik rambutnya di depan mata kami, memukulnya, dan memaksanya mencium bendera Israel. Mereka melakukan segalanya untuk menakuti yang lain.”

Sementara itu, jurnalis Lorenzo D’Agostino yang ikut dalam armada itu menuturkan sepulangnya ke Istanbul bahwa Thunberg “dibungkus dengan bendera Israel dan dipamerkan seperti trofi,” menggambarkan kejadian itu dengan nada marah dan tak percaya.

Thunberg termasuk di antara 437 aktivis, anggota parlemen, dan pengacara yang tergabung dalam Global Sumud Flotilla — koalisi lebih dari 40 kapal pembawa bantuan kemanusiaan yang berusaha menembus blokade laut Israel terhadap Gaza selama 16 tahun.

Antara Kamis dan Jumat, pasukan Israel mencegat semua kapal dan menahan seluruh awaknya. Sebagian besar kini ditahan di penjara keamanan tinggi Ketziot di gurun Negev, tempat biasanya ditahan tahanan keamanan Palestina yang dituduh terlibat kegiatan militan.

Baca Juga: Pramono Pangkas Anggaran Perjalanan Dinas hingga Konsumsi Imbas DBH Dipotong

Menurut lembaga hukum Adalah, hak-hak para awak “dilanggar secara sistematis”. Para aktivis disebut tidak diberi air, sanitasi, obat-obatan, dan akses cepat ke pengacara mereka, yang merupakan pelanggaran terhadap hak dasar atas proses hukum yang adil.

Tim hukum Italia yang mewakili armada itu mengonfirmasi bahwa para tahanan “dibiarkan berjam-jam tanpa makanan dan air – hingga larut malam,” kecuali “sebungkus keripik yang diberikan kepada Greta dan diperlihatkan kepada kamera.” Mereka juga melaporkan adanya pelecehan verbal dan fisik.

Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, bahkan menyebut para aktivis sebagai “teroris” saat berkunjung ke Ashdod pada Kamis malam. “Inilah para teroris dari armada itu,” katanya dalam bahasa Ibrani sambil menunjuk puluhan orang yang duduk di tanah. Sejumlah aktivis terdengar berteriak, “Free Palestine.”

Ben-Gvir sebelumnya memang menyerukan agar para aktivis dipenjara, bukan dideportasi.

Baca Juga: Foto Dimsum Chef Devina Diduga Dicomot untuk Bisnis Keluarga Syahrini

Ini merupakan penangkapan kedua Thunberg dalam upayanya menembus blokade laut Gaza, setelah sebelumnya ia juga ditahan dan dideportasi. Seorang dokter asal Prancis, Baptiste André, yang ikut dalam armada pada Juni lalu, mengatakan ia menyaksikan petugas perbatasan Israel mengejek dan sengaja membuat para penumpang sulit tidur, termasuk Thunberg.

Pejabat Swedia menuturkan dalam email bahwa Thunberg juga diminta menandatangani dokumen oleh otoritas Israel. “Ia menyatakan tidak yakin dengan isi dokumen itu dan menolak menandatangani sesuatu yang tidak ia pahami,” tulis pejabat itu, seraya memastikan Thunberg memiliki akses ke penasihat hukum.

Kementerian Luar Negeri Swedia menyebut telah mengunjungi sembilan warga Swedia yang ditahan. “Kedutaan Swedia di Tel Aviv terus berhubungan dengan otoritas Israel untuk menekankan pentingnya pemrosesan cepat dan pemulangan ke Swedia. Kami juga menekankan perlunya pemberian makanan, air bersih, serta akses hukum dan medis bagi semua tahanan,” demikian pernyataannya.

Namun, Kedutaan Besar Israel membantah semua tuduhan tersebut. “Semua tahanan dari provokasi Hamas-Sumud telah diberikan akses ke air, makanan, dan toilet. Mereka tidak ditolak hak atas penasihat hukum maupun perawatan medis. Israel tetap negara hukum yang menjunjung tinggi hak dan martabat setiap individu sesuai standar internasional,” ujar pihak kedutaan.

Baca Juga: PSI Dorong Pemerintah Bentuk Lembaga Khusus Awasi Bangunan

 
 
 
x|close