Ntvnews.id, London - Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menegaskan adanya kesepakatan bersama dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk mendorong perdamaian dan menyusun peta jalan penyelesaian konflik di Timur Tengah, khususnya terkait kondisi di Gaza yang disebutnya “tak tertahankan.”
Pernyataan itu disampaikan dalam konferensi pers bersama di Buckinghamshire, Kamis, 18 September 2025 waktu setempat usai pertemuan bilateral keduanya.
Dilansir dari Anadolu, Jumat, 19 September 2025, Starmer menyampaikan bahwa situasi kemanusiaan di Jalur Gaza, termasuk rencana Inggris mengakui negara Palestina, menjadi salah satu topik pembahasan utama. Ia menegaskan kembali tuntutan agar para sandera segera dibebaskan serta jalur bantuan kemanusiaan dapat masuk tanpa hambatan.
“Kami sepenuhnya sepakat tentang perlunya perdamaian dan peta jalan, karena situasi di Gaza sudah tak dapat ditoleransi,” kata Starmer.
Baca Juga: Israel Habiskan Rp824 Miliar untuk Iklan Propaganda Bantah Isu Kelaparan di Gaza
Ia menuding Hamas tidak memiliki keinginan untuk solusi dua negara, perdamaian, maupun gencatan senjata. Starmer juga menekankan bahwa keputusan Inggris terkait pengakuan negara Palestina “tidak ada kaitannya” dengan kunjungan kenegaraan Trump.
Pada Juli lalu, Starmer telah menyatakan komitmen Inggris untuk mengakui negara Palestina dalam Sidang Majelis Umum PBB di New York pada September, kecuali Israel menunjukkan langkah nyata memperbaiki kondisi kemanusiaan di Gaza serta menyetujui gencatan senjata.
Menurut laporan The i Paper, Rabu, Inggris kemungkinan akan secara resmi mengakui Palestina akhir pekan ini setelah kunjungan Trump berakhir.
Selain isu Gaza, Starmer juga menyinggung perang Rusia-Ukraina. Ia menekankan perlunya menambah tekanan terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin, menyebut serangan terbaru Rusia di berbagai wilayah Ukraina serta insiden pesawat nirawak yang masuk ke Polandia sebagai bentuk “kenekatan yang meningkat.”
Baca Juga: Makin Beringas, Israel Luncurkan Serangan Darat ke Kota Gaza
“Itulah mengapa saya katakan sebelumnya, tindakan itu bukanlah langkah dari seseorang yang menginginkan perdamaian,” ujarnya.
Starmer juga menyoroti pentingnya jaminan keamanan yang kuat bagi Ukraina pascagencatan senjata.
“Salah satu kekhawatiran saya sejak lama adalah ketika kita berbicara tentang gencatan senjata, kita semua menginginkannya, dan kita membicarakan apa yang akan terjadi setelahnya, jangan sampai kita melupakan bahwa Ukraina tetap membutuhkan dukungan kita,” katanya.