Israel Luncurkan 150 Serangan ke Kota Gaza, Jaringan Komunikasi Terputus

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 18 Sep 2025, 07:45
thumbnail-author
Muhammad Fikri
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Ilustrasi pasukan Israel menggempur menara hunian dan blok apartemen dengan menggunakan artileri, serangan drone, serta robot yang dipasangi bom. Ilustrasi pasukan Israel menggempur menara hunian dan blok apartemen dengan menggunakan artileri, serangan drone, serta robot yang dipasangi bom. (ANTARA)

Ntvnews.id, Kota GazaMiliter Israel mengumumkan telah melancarkan lebih dari 150 serangan udara dan artileri terhadap Kota Gaza dalam dua hari terakhir. Operasi ini diklaim sebagai bagian dari penyerbuan darat yang diperluas untuk menduduki pusat perkotaan terbesar di Jalur Gaza.

Rekaman yang dirilis militer memperlihatkan pasukan Israel sudah berada di dalam kota saat para komandan menyebut dimulainya fase baru serangan pada Selasa, 17 September 2025. Namun, saksi mata dan sumber lokal mengatakan kepada Anadolu bahwa belum terjadi invasi besar-besaran, melainkan peningkatan penembakan artileri, serangan drone, serta penggunaan bahan peledak kendali jarak jauh yang memaksa ribuan warga mengungsi.

Pejabat militer Israel menyebut Divisi ke-98 dan 162 tengah “memperdalam manuver” dalam Operasi Gideon’s Chariots 2. Mereka juga memperingatkan bahwa dorongan masuk ke Kota Gaza bisa berlangsung berbulan-bulan.

Baca Juga: PBB Tuding Israel Lakukan Genosida di Gaza

Di sisi lain, penyedia telekomunikasi Palestina, Paltel, mengonfirmasi terputusnya layanan internet kabel dan telepon tetap di Kota Gaza serta wilayah utara setelah jalur jaringan utama rusak akibat serangan Israel. “Tim kami bekerja sepanjang waktu untuk memperbaiki jalur di bawah kondisi berbahaya,” kata pihak perusahaan. Warga melaporkan pemadaman luas di sejumlah kawasan.

Serangan ini berlangsung beberapa pekan setelah pemerintah Israel menyetujui rencana Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk kembali menduduki seluruh Jalur Gaza, dimulai dari kota dengan kepadatan penduduk tinggi tersebut.

Sejak awal Agustus, pasukan Israel menggempur menara hunian dan blok apartemen menggunakan artileri, drone, serta robot yang dipasangi bom.

Di dalam negeri, pemimpin oposisi dan keluarga sandera menuduh Netanyahu memperpanjang perang demi kelangsungan politiknya. Mereka memperingatkan bahwa setiap penarikan dari Gaza bisa menggoyahkan koalisinya. Sejumlah kelompok internasional juga menyuarakan keprihatinan atas dampak bencana yang ditanggung warga sipil.

Baca Juga: Wanda Hamidah Nekat Bertahan di Tunisia, Akhirnya Berlayar ke Gaza Bawa Merah Putih

Menurut catatan, militer Israel telah menewaskan hampir 65.000 warga Palestina sejak Oktober 2023. Sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak. Serangan tanpa henti itu membuat Gaza tidak layak huni, memicu kelaparan, serta menyebarkan penyakit.

(Sumber: Antara)

x|close