Gus Yahya Terbuka Untuk Islah Demi Stabilitas NU

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 7 Des 2025, 12:15
thumbnail-author
Naurah Faticha
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Ketua Umum PBNU K.H. Yahya Cholil Staquf (kanan) saat silaturahim PBNU sesi kedua di Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Sabtu, 6 Desember 2025. ANTARA/ HO-PBNU/pri. Ketua Umum PBNU K.H. Yahya Cholil Staquf (kanan) saat silaturahim PBNU sesi kedua di Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Sabtu, 6 Desember 2025. ANTARA/ HO-PBNU/pri. (Antara)

Ntvnews.id, Jombang - Ketua Umum PBNU K.H. Yahya Cholil Staquf menyampaikan kesiapannya untuk melakukan islah guna meredakan dinamika internal organisasi. Sikap tersebut disampaikan setelah mengikuti silaturahim PBNU sesi kedua di Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

“Saya sangat berterima kasih bahwa beliau-beliau berkenan untuk memanggil saya. Saya sangat terharu bahwa para sesepuh kita masih begitu peduli kepada jam’iyah Nahdlatul Ulama ini,” ujar Gus Yahya dalam keterangan yang diterima pada Minggu, 7 Desember 2025.

Dalam forum tersebut, ia menjelaskan bahwa dirinya memperoleh kesempatan untuk menyampaikan secara menyeluruh berbagai persoalan organisasi yang selama ini diarahkan kepadanya. Menurutnya, semua permintaan klarifikasi yang sebelumnya disampaikan melalui utusan Rais Aam telah dijawab secara lengkap dengan dukungan dokumen resmi.

“Semuanya telah saya jawab dengan tuntas, dilengkapi dengan penjelasan-penjelasan dari saudara Sumantri sebagai pemegang buku keuangan BPNU... serta penjelasan-penjelasan dari Pak Amin Said Husni,” jelasnya.

Selain memberikan klarifikasi, Gus Yahya menitipkan pesan khusus kepada para kiai mengenai pentingnya menjaga struktur dan sistem organisasi NU demi kelangsungan masa depan jam’iyah.

Baca Juga: Gus Yahya: Saya Berkewajiban Menuntaskan Kepengurusan hingga Muktamar

“Mohon dipertimbangkan tentang masa depan tatanan organisasi Nahdlatul Ulama ini upaya tatanan ini tidak runtuh di tengah jalan,” tegasnya.

Ia juga mengingatkan kembali bahwa sejak awal NU dirancang dengan aturan organisasi yang ketat. Bahkan Rais Akbar Hadratussyekh K.H. Hasyim Asy’ari tetap dibatasi kewenangannya oleh anggaran dasar.

“Maka mari kita berpikir tetap dengan betul agar tatanan ini tidak diruntuhkan dan membawa jam’iyah ini mundur 100 tahun,” ujarnya.

Terkait pernyataan bahwa pertemuan di Tebuireng tidak memengaruhi risalah rapat syuriyah, Gus Yahya menilai persoalan terletak pada proses pengambilan keputusan dalam rapat harian syuriyah itu sendiri.

“Mau pengaruh atau tidak pengaruh, monggo. Tapi sudah menjadi persepsi bahwa apa yang terjadi dengan harian syuriyah itu sangat bermasalah, membuat keputusan di luar wewenangnya. Jadi ini bermasalah. Semua ikutannya dari keputusan ini bermasalah semua,” ungkapnya.

Ia kemudian mengkritisi rencana Rapat Pleno PBNU yang akan digelar pada Selasa, 9 Desember 2025, sebab dinilai mendasarkan diri pada keputusan yang bermasalah.

“Kalau itu didasarkan pada rapat harian syuriyah tanggal 20 November 2025, itu berarti mendasarkan diri pada keputusan yang bermasalah. Pengambilalihan jabatan ketua umum untuk dirangkap oleh Rais Aam sangat-sangat bermasalah,” tuturnya.

Sebagai penutup, Gus Yahya menegaskan bahwa dirinya akan terus menjalin komunikasi dengan para kiai sepuh serta jajaran PWNU dan PCNU di seluruh Indonesia untuk menemukan jalan keluar terbaik.

Baca Juga: Gus Yahya Tegaskan Pemberhentiannya Hanya Bisa Diputuskan Lewat Muktamar

(Sumber: Antara) 

x|close