Ntvnews.id, Moskow - Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan bahwa operasi militernya di Ukraina dapat dihentikan apabila Kyiv bersedia menarik pasukannya dari wilayah yang diklaim Moskow. Jika hal itu tak dilakukan, Rusia akan terus bergerak maju hingga menguasai daerah tersebut.
Saat ini militer Rusia disebut bergerak perlahan namun konsisten mempersempit ruang pertahanan Ukraina di kawasan timur, di tengah kondisi pasukan Kyiv yang kalah dalam jumlah maupun persenjataan.
“Jika pasukan Ukraina meninggalkan wilayah-wilayah yang mereka kuasai, maka kami akan menghentikan operasi tempur,” kata Putin dalam kunjungannya ke Kirgistan, sebagaimana dikutip dari Al-Arabiya, Jumat, 28 November 2025.
“Jika tidak, maka kami akan mencapainya dengan cara militer,” sambungnya.
Baca Juga: Putin: Pemilu dan Referendum di Ukraina Harus Segera Digelar Usai Darurat Militer Dicabut
Sementara itu, Amerika Serikat memperbarui inisiatif untuk mengakhiri konflik yang hampir memasuki empat tahun tersebut dengan menyusun sebuah rencana diplomatik. Harapannya, proposal ini dapat dibahas dalam perundingan mendatang bersama Moskow dan Kyiv.
Rusia kini menguasai sekitar 20 persen wilayah Ukraina. Persoalan daerah-daerah pendudukan yang menurut Kyiv tidak akan pernah diserahkan kembali menjadi hambatan terbesar dalam proses perdamaian.
Gambar bendera Rusia dan Ukraina di tembok batu bata dengan bayangan tentara. (Antara)
Selain itu, permintaan jaminan keamanan dari Barat bagi Ukraina juga menjadi isu utama dalam negosiasi, demi mencegah kemungkinan serangan ulang Rusia di masa depan.
Rencana awal Washington yang disusun tanpa melibatkan sekutu Eropa memuat ketentuan agar Ukraina menarik pasukan dari Donetsk dan secara tidak langsung mengakui Donetsk, Krimea, serta Luhansk sebagai wilayah Rusia. Namun rencana ini direvisi akhir pekan lalu setelah menuai penolakan dari Kyiv dan negara-negara Eropa, meski versi terbaru belum diumumkan secara publik.
Baca Juga: Xi Jinping dan Donald Trump Bahas Taiwan, Ukraina, dan Hubungan Bilateral Lewat Telepon
Putin menyatakan telah melihat draf yang telah diperbaiki dan memandangnya sebagai peluang awal menuju meja perundingan.
“Secara keseluruhan, kami sepakat bahwa rencana ini dapat menjadi dasar bagi perjanjian di masa mendatang,” ujarnya, merujuk pada versi terbaru yang kabarnya telah dipadatkan menjadi sekitar 20 poin.
Negosiator Amerika Serikat Steve Witkoff dijadwalkan bertolak ke Moskow pekan depan untuk membahas dokumen yang telah diperbarui. Sementara Menteri Angkatan Darat AS, Dan Driscoll, dijawalkan mengunjungi Kyiv pada akhir pekan ini, menurut keterangan penasihat presiden Ukraina, Andriy Yermak.
Arsip - Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu dengan kepala agensi berita internasional besar di St. Petersburg, Rusia 18 Juni 2025. ANTARA/Xinhua/Cao Yang/aa. (Antara)