Ntvnews.id, Jakarta - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) tengah bersiap memasuki babak baru. Dengan pengunduran diri Patrick Walujo dari posisi Direktur Utama, Hans Patuwo siap mengambil alih tongkat kepemimpinan pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) 17 Desember 2025.
Namun, sosok CEO baru ini tidak hanya akan menghadapi peluang pertumbuhan, tetapi juga sederet kontroversi yang telah membayangi GOTO selama beberapa tahun terakhir.
Sengketa Merek “GoTo”
Salah satu isu terbesar yang sempat mencuat adalah sengketa merek GoTo. PT Terbit Financial Technology mengklaim sebagai pemilik sah merek ini dan menuntut Gojek-Tokopedia dengan total ganti rugi Rp 2,08 triliun. Gugatan ini diajukan ke Pengadilan Niaga Jakarta Pusat.
Baca Juga: Patrick Walujo Mundur dari CEO GOTO, akan Digantikan Hans Patuwo
PT Terbit Financial Technology menuntut Gojek dan Tokopedia di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat atas penggunaan merek GOTO.
Meski begitu, Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) menegaskan bahwa pendaftaran GoTo oleh Gojek-Tokopedia tidak sepenuhnya tumpang tindih dengan pendaftaran Terbit karena detail pendaftarannya berbeda.
PHK Besar-besaran dan Restrukturisasi
GOTO juga sempat menghadapi sorotan publik karena langkah restrukturisasi besar-besaran. Pada November 2022, sekitar 1.300 karyawan harus menerima PHK sebagai bagian dari efisiensi operasional.
Karyawan yang terkena PHK mendapat paket kompensasi serta dukungan konseling karier dan psikologi hingga Mei 2023. Manajemen menegaskan bahwa PHK tidak akan mengganggu layanan kepada konsumen maupun mitra, dan langkah ini dilakukan agar perusahaan lebih “agile” menghadapi realitas ekonomi makro.
Isu Kepemilikan Tokopedia oleh ByteDance
Penjualan mayoritas saham Tokopedia ke ByteDance (induk TikTok) menimbulkan kekhawatiran terkait kontrol strategis dan independensi Tokopedia. Muncul kabar gelombang PHK di Tokopedia yang sempat diberitakan mencapai hingga 70% karyawan.
Baca Juga: Profil Hans Patuwo, CEO Baru PT GoTo Gojek Tokopedia Gantikan Patrick Walujo
GOTO bukan pemegang saham mayoritas Tokopedia, sehingga keputusan operasional berada di tangan manajemen Tokopedia.
Tantangan Profitabilitas dan Tata Kelola
Selain itu, GoTo masih menghadapi tantangan menjaga keseimbangan antara ekspansi agresif dan profitabilitas. Pada kuartal III 2025, perusahaan mencatat rugi bersih sebesar Rp 775,55 miliar, meski menunjukkan perbaikan year-on-year.
Di sisi lain, tata kelola internal GoTo menjadi sorotan karena perusahaan adalah hasil merger dua raksasa teknologi Indonesia. Penguatan corporate governance diperlukan agar keputusan strategis dapat berjalan efisien dan tidak menimbulkan konflik antardivisi.
Baca Juga: BBM SPBU Vivo Mulai Terisi Lagi, Cek Daftar Harga Terbaru
Tantangan Hans Patuwo
Sebagai CEO baru, Hans Patuwo akan memimpin GOTO melewati berbagai tantangan ini. Dengan pengalaman panjang sebagai COO Gojek, Direktur GoTo, dan Presiden On Demand Services, Hans dianggap sebagai sosok yang tepat untuk membawa perusahaan ke fase pertumbuhan berikutnya.
“Bapak Sugito Walujo mengundurkan diri dari posisinya sebagai Direktur Utama Perseroan dan tongkat kepemimpinan akan dilanjutkan oleh Bapak Hans Patuwo yang akan dinominasikan sebagai Direktur Utama Perseroan dan Chief Executive Officer,” tulis manajemen dalam keterbukaan informasi, Senin, 24 November 2025.
Logo GOTO. (GOTO)