Zelensky Berusaha Redakan Ketegangan dengan Trump Usai Kritik Tajam soal Rencana Damai Ukraina–Rusia

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 25 Nov 2025, 06:45
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Presiden AS Donald Trump (kiri) menyambut Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Gedung Putih di Washington, D.C., Amerika Serikat 18 Agustus 2025. ANTARA/Xinhua/Hu Yousong/aa. Presiden AS Donald Trump (kiri) menyambut Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Gedung Putih di Washington, D.C., Amerika Serikat 18 Agustus 2025. ANTARA/Xinhua/Hu Yousong/aa. (Antara)

Ntvnews.id, Kyif -  Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berupaya menurunkan ketegangan dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, setelah pemimpin AS tersebut menyampaikan kritik keras terhadap Kyiv dalam diskusi mengenai upaya penyelesaian perang dengan Rusia yang berlangsung di Jenewa.

Sebelumnya, Trump menuliskan dalam platform Truth Social bahwa kepemimpinan Ukraina “MENGEKSPRESIKAN NOL TERIMA KASIH ATAS UPAYA KAMI,” merujuk pada rencana yang ia ajukan untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung hampir empat tahun dan sebagian memuat tuntutan dari Moskow.

Beberapa jam setelah pernyataan tersebut, Zelensky menanggapi melalui platform X.

“Ukraina berterima kasih kepada Amerika Serikat, kepada setiap hati rakyat Amerika, dan secara pribadi kepada Presiden Trump atas bantuan yang dimulai dari Javelin telah menyelamatkan nyawa warga Ukraina,” tulisnya.

Baca Juga: Bantu Kesehatan Masyarakat Program Baru BRImo dan Ocean Dental

Sementara itu di Jenewa, pejabat senior dari AS dan Ukraina terus menelaah draf rencana sebanyak 28 poin, di mana Kyiv menyatakan bahwa versi terbaru sudah mengakomodasi sejumlah usulan mereka.

“Versi dokumen saat ini, meski masih dalam tahap finalisasi, sudah mencerminkan sebagian besar prioritas utama Ukraina,” ujar Rustem Umerov, negosiator dan sekretaris dewan keamanan Ukraina.

Presiden AS Donald Trump menyambut Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Gedung Putih di Washington, D.C., Amerika Serikat, pada 17 Oktober 2025. ANTARA/Xinhua/Hu Yousong <b>(Antara)</b> Presiden AS Donald Trump menyambut Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Gedung Putih di Washington, D.C., Amerika Serikat, pada 17 Oktober 2025. ANTARA/Xinhua/Hu Yousong (Antara)

Mengutip France24, Senin, 24 November 2025, rancangan awal dari pihak AS mencantumkan beberapa tuntutan keras dari Moskow, seperti penyerahan wilayah, pengurangan kekuatan militer, serta komitmen untuk tidak bergabung dengan NATO. Rencana tersebut juga menyertakan jaminan keamanan yang masih belum jelas serta pemanfaatan aset Rusia yang dibekukan untuk membantu rekonstruksi Ukraina.

Trump memberikan batas waktu hingga 27 November, bertepatan dengan perayaan Thanksgiving di AS, bagi Ukraina untuk menerima rencana itu, meski ia juga memberi sinyal adanya kemungkinan penyesuaian.

Sejak memasuki masa jabatan keduanya, sikap Trump terhadap perang Ukraina tampak berubah-ubah. Ia pernah berjanji mengakhiri konflik dalam “24 jam,” kemudian bergeser dari memuji Presiden Rusia Vladimir Putin dan menyebut Zelensky sebagai “diktator,” hingga menjatuhkan sanksi keras kepada Moskow serta memberi indikasi bahwa Ukraina tetap dapat merebut kembali wilayahnya.

x|close