Zelensky Tolak Rencana Damai AS, Putin Ancam Hal Ini

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 24 Nov 2025, 06:50
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Presiden Rusia Vladimir Putin Presiden Rusia Vladimir Putin (President of Rusia)

Ntvnews.id, Moskow - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menolak proposal perdamaian yang diajukan Amerika Serikat (AS). Penolakan ini kemudian memicu peringatan keras dari Presiden Rusia Vladimir Putin.

Dilansir dari AFP, Senin, 24 November 2025, Sikap Zelensky tersebut disampaikan dalam pidato terbarunya pada Jumat, 21 November 2025 Setelah sebelumnya sempat menyatakan kesediaan untuk membahas rencana yang didukung Trump, Zelensky akhirnya menarik dukungan dan menyatakan penolakan.

Zelensky menjelaskan bahwa ketentuan dalam rencana damai yang didukung Trump memberikan "pilihan yang sangat sulit" bagi Kyiv. Menurutnya, rencana tersebut menempatkan Ukraina pada dilema: kehilangan martabat atau berisiko kehilangan dukungan dari AS sebagai sekutu utama. Karena itu, Zelensky bertekad mengajukan alternatif atas rencana perdamaian yang diusulkan Washington tersebut.

Zelensky Janji Tak Hianati Ukraina

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.  <b>(ANTARA)</b> Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy. (ANTARA)

Dokumen yang memuat 28 poin rencana perdamaian antara Moskow dan Kyiv itu dinilai Zelensky mustahil diterima. Dia menegaskan tidak akan "mengkhianati" negaranya dengan menyetujui proposal yang dianggap sangat menguntungkan Rusia. Dalam ketentuan tersebut, Ukraina diminta menyerahkan sebagian wilayah timur, mengurangi jumlah pasukan, berjanji tidak akan pernah bergabung dengan NATO, serta tidak mendapatkan pasukan penjaga perdamaian Barat yang selama ini mereka inginkan.

Sebaliknya, Rusia akan diterima kembali ke kelompok G8 dan memperoleh keringanan sanksi, meskipun sanksi akan diberlakukan lagi jika Moskow kembali menginvasi.

Baca Juga: Desus Perselisihan antara Putin dan Menlu Rusia, Kremlin Buka Suara

Putin mengatakan bahwa Moskow telah membahas rencana itu dengan Presiden AS Donald Trump sebelum pertemuan di Alaska pada Agustus lalu. Menurut Putin, beberapa kompromi telah dilakukan sesuai permintaan Washington. "Pemerintah AS sejauh ini gagal mendapatkan persetujuan dari pihak Ukraina. Ukraina menentangnya," ujarnya.

Putin Ancam Rebut Wilayah Ukraina

Asap mengepul di kota setelah serangan pesawat tak berawak dan rudal Rusia, di tengah serangan Rusia terhadap Ukraina, di Kyiv, Ukraina 28 September 2025. <b>(Reuters)</b> Asap mengepul di kota setelah serangan pesawat tak berawak dan rudal Rusia, di tengah serangan Rusia terhadap Ukraina, di Kyiv, Ukraina 28 September 2025. (Reuters)

Putin menyambut baik gagasan perdamaian yang didorong AS dan menegaskan bahwa Rusia akan terus bergerak maju jika Kyiv menolaknya.

Kemudian, Putin menyatakan bahwa pasukannya akan terus melakukan operasi dan bahkan merebut lebih banyak wilayah Ukraina apabila tak ada negosiasi.

"Saya meyakini bahwa hal ini dapat digunakan sebagai dasar untuk penyelesaian damai final," katanya dalam rapat Dewan Keamanan Rusia. Putin juga mengatakan bahwa, meski belum dibahas secara mendetail, Moskow telah menerima salinan rencana tersebut.

Putin menilai Ukraina dan sekutu Eropanya tidak memahami kenyataan bahwa pasukan Rusia terus maju di medan perang. Rusia saat ini menguasai lebih dari 19 persen wilayah Ukraina dan menargetkan seluruh wilayah Donbas serta seluruh Kherson dan Zaporizhzhia.

"Ukraina dan sekutu-sekutunya masih hidup dalam ilusi dan bermimpi untuk mengalahkan Rusia secara strategis di medan perang," katanya. Putin juga mengklaim bahwa pasukannya hampir menguasai seluruh Kupiansk pada 4 November, meski klaim ini dibantah Kyiv.

"Jika Kyiv tidak ingin membahas usulan Presiden Trump dan menolaknya, maka mereka dan para penghasut perang Eropa harus memahami bahwa peristiwa yang terjadi di Kupiansk pasti akan terulang di sektor-sektor kunci lainnya di garis depan," tegas Putin.

"Dan secara umum, itu akan menguntungkan kami," tambahnya, sembari menyatakan tetap terbuka untuk membahas perdamaian.

x|close