Ntvnews.id, Washington D.C - Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengeluarkan peringatan keamanan bagi warganya di Jepang setelah laporan tentang kemunculan beruang di sejumlah kawasan permukiman meningkat tajam. Para warga diminta untuk lebih berhati-hati. Jepang saat ini tengah mencatat pertumbuhan pariwisata yang sangat positif, namun tren tersebut mulai terganggu oleh berbagai persoalan.
Selain ketegangan yang terjadi dengan China, Jepang juga menghadapi kekhawatiran publik terkait serangan beruang di beberapa wilayah.
Dilansir dari Yahoo News, Sabtu, 22 November 2025, sejumlah daerah terpencil yang biasanya menjadi favorit wisatawan karena suasananya yang tenang kini mendapat perhatian dari pemerintah negara lain, termasuk AS, yang sudah mengeluarkan peringatan perjalanan khusus.
Dalam peringatan perjalanan tertanggal 12 November 2025, Kedutaan Besar Amerika Serikat menyoroti peningkatan penampakan dan serangan beruang di beberapa bagian Jepang, terutama di Prefektur Hokkaido dan Akita.
Baca Juga: Beruang Masuk Mal, Pengunjung Kocar-kacir
Data dari Kementerian Lingkungan Hidup Jepang mencatat adanya 196 interaksi antara beruang dan manusia hingga Oktober 2025, menjadi angka tertinggi sepanjang sejarah pencatatan. Bulan Oktober saja mencatat 88 kasus, menjadikannya bulan dengan jumlah serangan terbanyak.
Dalam imbauannya, Kedutaan AS menulis bahwa "Penampakan dan serangan beruang telah meningkat di beberapa wilayah Jepang, terutama di kota-kota yang dekat atau berdekatan dengan daerah padat penduduk." Di Sapporo, pihak berwenang sempat menutup Taman Maruyama selama dua pekan setelah terlihat seekor beruang di wilayah dekat Konsulat Jenderal AS.
Dampak Perubahan Iklim, Beruang Masuk Kota
Ilustrasi Beruang (Istimewa)
Jepang merupakan habitat bagi dua jenis beruang, yakni beruang cokelat dan beruang hitam Asia (beruang bulan). Perubahan iklim disebut memengaruhi jumlah sumber makanan mereka, mendorong hewan tersebut keluar dari habitat aslinya dan masuk ke wilayah berpenduduk.
Dampaknya sangat serius. Dalam periode April hingga Oktober 2025, tercatat 13 orang meninggal akibat serangan beruang, dengan beberapa insiden terjadi bukan hanya di kawasan alam, tetapi juga di lokasi-lokasi tidak terduga seperti supermarket, halte bus, serta sebuah resor pemandian air panas di Kitakami, yang bahkan menyebabkan seorang pekerja terluka.
Baca Juga: Ngeri, Wanita Tewas Diserang Beruang Saat Memetik Jamur
Untuk merespons situasi ini, pemerintah Jepang mengerahkan pasukan ke beberapa daerah utara dan memperkuat langkah mitigasi. Upaya yang dilakukan antara lain memasang perangkap, memindahkan beruang menggunakan truk, serta menyediakan semprotan anti-beruang. Kendati begitu, pihak berwenang mengakui bahwa lonjakan aktivitas beruang pada musim gugur bergerak lebih cepat dibanding kemampuan pengawasan petugas di lapangan.
Kedutaan AS menegaskan: "Kami menghimbau semua pengunjung untuk selalu tekun dan waspada terhadap lingkungan sekitar, baik untuk keperluan rutin maupun keperluan lainnya." Laporan kemunculan beruang juga terus terjadi di permukiman lainnya di Hokkaido dan Akita. Setiap kali muncul penampakan, otoritas lokal biasanya langsung menutup area publik seperti taman untuk menjaga keselamatan warga dan wisatawan.
Bendera Amerika Serikat/ist