AS dan Rusia Gelar Negosiasi Rahasia, Bahas Apa?

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 20 Nov 2025, 12:23
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Tim Redaksi
Editor
Bagikan
Pertemuan Presiden Donald Trump dan Presiden Vladimir Putin akan berlangsung pada Jumat, 15 Agustus 2025, di Alaska. (Foto: Reuters) Pertemuan Presiden Donald Trump dan Presiden Vladimir Putin akan berlangsung pada Jumat, 15 Agustus 2025, di Alaska. (Foto: Reuters)

Ntvnews.id, Washington D.C - Pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dikabarkan sedang menyiapkan proposal perdamaian baru untuk mengakhiri konflik di Ukraina melalui rangkaian negosiasi rahasia dengan Rusia.

Laporan ini diungkap oleh sejumlah pejabat dari kedua negara kepada Axios, yang menyebutkan bahwa konsultasi intensif tengah dilakukan di balik layar.

Dilansir Axios, Kamis, 20 November 2025, rencana tersebut terdiri atas 28 poin dan mencakup empat pilar utama: upaya perdamaian di Ukraina, jaminan keamanan, stabilitas kawasan Eropa, serta arah hubungan masa depan antara AS, Rusia, dan Ukraina.

Belum ada kejelasan mengenai bagaimana rencana itu akan menangani isu-isu sensitif, termasuk persoalan pengendalian wilayah di timur Ukraina yang masih menjadi ajang perebutan, sementara pasukan Rusia terus melakukan manuver.

Baca Juga: Desus Perselisihan antara Putin dan Menlu Rusia, Kremlin Buka Suara

Menurut seorang pejabat Gedung Putih yang dikutip Axios, Presiden Trump yakin bahwa saat ini merupakan waktu yang tepat untuk "mengakhiri pertumpahan darah dan mencapai kesepakatan." Ia menilai "perang yang sia-sia" ini dapat dihentikan bila semua pihak bersedia bersikap lebih fleksibel.

Penyusunan dokumen ini dipimpin oleh utusan khusus Trump, Steve Witkoff, yang telah melakukan pembahasan mendalam dengan utusan Rusia, Kirill Dmitriev kepala Dana Investasi Langsung Rusia yang dikenal aktif dalam diplomasi terkait Ukraina.

Presiden AS Donald Trump (kiri) menyambut Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Gedung Putih di Washington, D.C., Amerika Serikat 18 Agustus 2025. ANTARA/Xinhua/Hu Yousong/aa. <b>(Antara)</b> Presiden AS Donald Trump (kiri) menyambut Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Gedung Putih di Washington, D.C., Amerika Serikat 18 Agustus 2025. ANTARA/Xinhua/Hu Yousong/aa. (Antara)

Dalam wawancara dengan Axios, Dmitriev menyampaikan bahwa ia berada di Miami selama tiga hari, pada 24–26 Oktober, untuk mendiskusikan proposal tersebut bersama Witkoff dan tim Trump secara intensif.

Menurut Dmitriev, "Kami merasa posisi Rusia benar-benar didengar kali ini," seraya menambahkan bahwa pendekatan ini berbeda dari upaya-upaya sebelumnya yang menurutnya gagal karena mengesampingkan kepentingan keamanan Rusia.

Ia juga mengatakan bahwa rencana ini berangkat dari prinsip-prinsip yang disepakati Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pertemuan mereka di Alaska pada Agustus.

Baca Juga: Rusia Gagalkan Upaya Ukraina dan Inggris Curi Jet Tempur MiG-31 Pembawa Rudal Kinzhal

Pertemuan Witkoff yang dijadwalkan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Turki pada Rabu harus ditunda. Namun sebelumnya, Witkoff sudah bertemu penasihat keamanan nasional Ukraina, Rustem Umerov, dalam pertemuan di Miami. Seorang pejabat Ukraina mengatakan kepada Axios, "Kami tahu pihak Amerika sedang menyusun sesuatu."

Target utama dari negosiasi ini adalah menyelesaikan dokumen final sebelum pertemuan puncak berikutnya antara Trump dan Putin, yang direncanakan berlangsung di Budapest namun kini belum mendapatkan kepastian waktu. Sementara itu, Gedung Putih telah mulai memberikan gambaran awal mengenai isi rencana tersebut kepada para pejabat Eropa.

Ilustrasi - Pertemuan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin. <b>(ANTARA)</b> Ilustrasi - Pertemuan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin. (ANTARA)

Seorang pejabat AS menjelaskan bahwa rencana ini masih dapat disesuaikan sesuai masukan dari berbagai pihak. "Kami pikir waktunya tepat untuk rencana ini sekarang. Tapi kedua belah pihak harus bersikap praktis dan realistis," ujarnya.

Di saat yang sama, Dmitriev menekankan bahwa inisiatif ini tidak memiliki kaitan dengan pendekatan perdamaian ala Gaza yang diusulkan Inggris.

"Pendekatan itu tidak akan berhasil karena tidak mengindahkan posisi Rusia," katanya.

Ia juga mengklaim bahwa negosiasi dilakukan pada saat keberhasilan militer Rusia di medan perang sedang meningkat, sehingga memperkuat posisi tawar Moskow.

Kini, AS berupaya memberi pemahaman kepada Ukraina dan negara-negara Eropa mengenai manfaat pendekatan ini guna membangun dukungan internasional.

x|close