Trump Tetapkan Arab Saudi sebagai Sekutu Utama Non-NATO, Kok Bisa?

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 20 Nov 2025, 06:10
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Arsip - Presiden AS Donald Trump berbicara dengan Pangeran Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman saat KTT G20 di Osaka, Jepang, 28 Juni 2019. (ANTARA/REUTERS/Kevin Lamarque/aa) Arsip - Presiden AS Donald Trump berbicara dengan Pangeran Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman saat KTT G20 di Osaka, Jepang, 28 Juni 2019. (ANTARA/REUTERS/Kevin Lamarque/aa) (Antara)

Ntvnews.id, Riyadh - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan langkah baru dalam memperkuat hubungan dengan Arab Saudi, yakni dengan memberikan status sekutu utama AS di luar Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) kepada Kerajaan tersebut.

Dilansir dari Reuters, Kamis, 20 November 2025, pengumuman ini disampaikan Trump saat menjamu Putra Mahkota Saudi, Mohammed bin Salman, dalam sebuah jamuan makan malam kenegaraan di Gedung Putih. Trump menegaskan bahwa status tersebut mencerminkan peningkatan signifikan dalam hubungan pertahanan antara kedua negara.

"Dengan bangga saya umumkan bahwa kami akan meningkatkan kerja sama militer kami ke tingkat yang lebih tinggi dengan secara resmi menunjuk Arab Saudi sebagai sekutu utama non-NATO, yang merupakan sesuatu yang sangat penting bagi mereka," kata Trump.

Baca Juga: Trump Sambut Dukungan DK PBB atas Rencana Perdamaian Gaza

"Saya baru memberi tahu Anda sekarang untuk pertama kalinya, karena mereka ingin menyimpannya sebagai sedikit kejutan untuk malam ini... Itu menjadi satu poin lagi yang Anda menangkan hari ini, dan penandatanganan perjanjian pertahanan strategis bersejarah, yang baru saja kami tanda tangani beberapa saat lalu. Jadi selamat." tambahnya.

Trump menjelaskan bahwa permintaan untuk merahasiakan keputusan itu sebelumnya datang dari pihak Saudi. Ia turut menyampaikan ucapan selamat atas penandatanganan perjanjian pertahanan strategis yang disebut sebagai sebuah capaian bersejarah.

Arsip - Presiden AS Donald Trump berbicara kepada wartawan saat perjalanan ke Tokyo di pesawat Air Force One, Senin 27 Oktober 2025. ANTARA FOTO/REUTERS/Evelyn Hockstein/agr <b>(Antara)</b> Arsip - Presiden AS Donald Trump berbicara kepada wartawan saat perjalanan ke Tokyo di pesawat Air Force One, Senin 27 Oktober 2025. ANTARA FOTO/REUTERS/Evelyn Hockstein/agr (Antara)

Status sekutu utama non-NATO memberi berbagai keistimewaan dalam hubungan pertahanan dan perdagangan persenjataan, seperti peluang untuk melakukan penelitian dan pengembangan bersama dengan Departemen Pertahanan AS, serta akses khusus terhadap alutsista, pelatihan, hingga fasilitas pinjaman.

Sejumlah negara yang telah lebih dulu menyandang status sekutu utama non-NATO termasuk Jepang, Korea Selatan, Israel, Bahrain, Pakistan, Mesir, Qatar, Tunisia, Kenya, dan Kolombia.

Baca Juga: Trump Turun Tangan Selesaikan Konflik Perbatasan Thailand-Kamboja

Meskipun demikian, status tersebut tidak otomatis memberikan jaminan keamanan oleh AS. Namun, Gedung Putih sebelumnya menegaskan bahwa Trump dan Pangeran Mohammed telah menandatangani sebuah perjanjian pertahanan strategis yang diklaim memperkuat hubungan keamanan kedua negara yang telah terjalin lebih dari delapan dekade, serta meningkatkan kemampuan pencegahan di kawasan Timur Tengah.

Belum ada kejelasan mengenai apakah peningkatan kemampuan pencegahan itu mencakup komitmen AS untuk membela Arab Saudi jika terjadi serangan. Gedung Putih juga belum memberikan tanggapan atas pertanyaan terkait hal tersebut.

x|close