Ramaphosa Tegaskan Afrika Selatan Tak Akan Diintimidasi Meski AS Boikot KTT G20

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 22 Nov 2025, 09:35
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Ramses Manurung
Editor
Bagikan
Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa menegaskan bahwa negaranya tidak gentar menghadapi keputusan Amerika Serikat yang memilih untuk tidak menghadiri pembahasan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Johannesburg.

Gedung Putih menyampaikan bahwa AS hanya akan mengirim delegasi diplomatik untuk menghadiri sesi serah terima presidensi G20 kepada Amerika Serikat pada tahun depan, yang dijadwalkan berlangsung di klub golf milik Presiden Donald Trump di Doral, Florida.

Keputusan untuk tidak hadir tersebut muncul setelah Trump menuduh pemerintah Afrika Selatan melakukan penganiayaan terhadap petani minoritas Afrikaner. Meskipun tuduhan itu banyak dibantah, Trump tetap melontarkan kritik terhadap Afrika Selatan sejak kembali menjabat.

Baca Juga: Menteri HAM Ungkap Presiden Ramaphosa Puji Kepemimpinan Prabowo

Dalam pertemuan di Gedung Putih pada Mei lalu, ia bahkan menekan Ramaphosa dengan klaim kekerasan yang tidak terbukti terhadap warga keturunan Belanda, Prancis, dan Jerman tersebut.

Ramaphosa tetap meyakini bahwa KTT G20 akan menghasilkan deklarasi bersama meskipun ada tekanan dari Washington. Seorang pejabat G20 Afrika Selatan mengungkap bahwa AS mengirim pesan diplomatik agar tidak ada deklarasi karena ketidakhadiran delegasi Amerika membuat konsensus sulit tercapai. AS justru mendorong agar Afrika Selatan hanya mengeluarkan pernyataan penutup secara unilateral.

Afrika Selatan secara resmi memulai kepemimpinan sebagai presiden G20 pada Minggu (1/12/2024), dengan Presiden Cyril Ramaphosa menyebut momen ini sebagai hari bersejarah bagi negaranya. Afrika Selatan menjadi negara Afrika pertama yang memimpin kelom <b>(ANTARA/Anadolu/py)</b> Afrika Selatan secara resmi memulai kepemimpinan sebagai presiden G20 pada Minggu (1/12/2024), dengan Presiden Cyril Ramaphosa menyebut momen ini sebagai hari bersejarah bagi negaranya. Afrika Selatan menjadi negara Afrika pertama yang memimpin kelom (ANTARA/Anadolu/py)

“Kami tidak akan setuju untuk diintimidasi. Tanpa Amerika Serikat, proses G20 tetap berjalan,” ucap Ramaphosa, dikutip dari Africanews, Sabtu, 22 November 2025.

Sebagai negara Afrika pertama yang memegang presidensi G20, Afrika Selatan berupaya memanfaatkan forum tersebut untuk mengangkat isu-isu penting bagi negara miskin. Agenda utamanya mencakup penanganan dampak perubahan iklim, pengurangan beban utang bagi negara berkembang, serta langkah-langkah mengurangi ketimpangan kekayaan global.

Baca Juga: Presiden Ramaphosa Undang Prabowo Hadiri KTT G20 di Johannesburg Afrika Selatan

Dukungan terhadap agenda tersebut datang dari Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan Presiden Dewan Eropa António Costa dalam pertemuan mereka dengan Ramaphosa di Johannesburg.

Sebelumnya, Amerika Serikat disebut meremehkan prioritas yang diusung Afrika Selatan untuk G20. Menteri Luar Negeri Marco Rubio bahkan absen dalam pertemuan Menlu G20 pada Februari lalu dan menilai agenda tersebut hanya menitikberatkan pada isu keberagaman dan iklim.

Selain Amerika Serikat, beberapa pemimpin dunia lain seperti Xi Jinping, Vladimir Putin, dan Javier Milei juga tidak hadir dalam KTT. Namun, mereka tetap mengirimkan delegasi resmi. Seorang duta besar Afrika Selatan menegaskan bahwa hanya AS yang benar-benar tidak hadir dalam ruang negosiasi, dan keputusan tersebut sepenuhnya merupakan pilihan mereka sendiri.

x|close