Wapres AS Kritik Kebijakan Kanada

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 22 Nov 2025, 08:30
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Ramses Manurung
Editor
Bagikan
Wakil Presiden Amerika Serikat JD Vance. ANTARA/Xinhua/Hu Yousong/aa. Wakil Presiden Amerika Serikat JD Vance. ANTARA/Xinhua/Hu Yousong/aa. (Antara)

Ntvnews.id, Washington D.C - Wakil Presiden Amerika Serikat, JD Vance, menilai bahwa stagnasi taraf hidup di Kanada disebabkan oleh kebijakan imigrasi negara tersebut yang menurutnya “tidak masuk akal”.

Pernyataan itu disampaikan Vance sebagai respons terhadap grafik yang memperlihatkan tren PDB per kapita Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada pada 2017–2025, yang menempatkan Kanada di posisi terbawah.

Ia juga menyoroti sikap sebagian warga Kanada, mengimbau mereka agar tidak menjadikan Amerika Serikat atau perselisihan dagang yang berlangsung sebagai alasan atas merosotnya taraf hidup yang mereka alami.

“Standar hidup kalian yang stagnan tidak ada hubungannya dengan Donald Trump atau sosok menakutkan apa pun yang menurut CBC harus kalian salahkan,” ucap Vance, merujuk pada lembaga penyiaran publik Kanada.

Baca Juga: DPR: Peran Advokat di KUHAP Baru Kayak di Film-film Amerika

"Kesalahan itu ada pada pemimpin kalian, yang kalian pilih." tambahnya.

Vance kemudian kembali menegaskan kritiknya bahwa aturan imigrasi Kanada terlalu menitikberatkan multikulturalisme secara berlebihan.

Ia menyampaikan pandangannya melalui X dengan mengatakan, "Meski saya yakin penyebabnya rumit, tak ada negara selain Kanada yang lebih mendorong kegilaan imigrasi 'keberagaman adalah kekuatan kami, kami tidak butuh melting pot, kami punya salad bowl’."

Ilustrasi - Bendera Kanada.  <b>(ANTARA/Anadolu)</b> Ilustrasi - Bendera Kanada. (ANTARA/Anadolu)

Ia juga menyoroti tingginya jumlah penduduk Kanada yang berasal dari negara lain dibandingkan anggota G7 lainnya, serta mengatakan bahwa "standar hidupnya telah stagnan."

Baca Juga: Prajurit TNI AU Raih Prestasi Tertinggi di Sekolah Militer Polisi Amerika Serikat

Di sisi lain, ketegangan antara Kanada dan Amerika Serikat semakin meningkat sejak kebijakan "America First" diterapkan oleh pemerintahan Donald Trump. Kebijakan tersebut mencakup kenaikan tarif impor atas baja dan aluminium dari Kanada, yang kemudian dibalas dengan tarif serupa oleh pemerintah Kanada.

Selain itu, Trump menuntut Kanada agar berupaya lebih keras menekan aliran narkoba—khususnya fentanil yang memasuki AS melalui perbatasan kedua negara.

Tak hanya itu, Trump bahkan pernah mengusulkan agar Kanada mempertimbangkan bergabung sebagai negara bagian ke-51 Amerika Serikat, sebuah gagasan yang memicu reaksi keras dari berbagai politisi Kanada.

x|close