Ntvnews.id, Washington D.C - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menepis kekhawatiran soal kemungkinan intervensi militer negaranya di Venezuela, yang sebelumnya sempat memunculkan dugaan akan terjadi perang dalam waktu dekat.
Meski begitu, Trump menilai masa jabatan Presiden Venezuela Nicolas Maduro sudah tidak akan berlangsung lama.
Dilansir dari AFP, Selasa, 4 November 2025, dalam wawancara dengan stasiun televisi CBS, Trump menegaskan Amerika Serikat tidak akan melancarkan perang melawan Venezuela.
Pernyataan itu muncul di tengah pengerahan unit-unit militer AS ke kawasan Karibia dan serangkaian operasi terhadap kapal-kapal yang diduga terlibat penyelundupan narkoba, yang telah menewaskan puluhan orang.
"Saya meragukan itu. Saya rasa tidak demikian," kata Trump ketika ditanya apakah AS akan berperang melawan Venezuela, dalam program CBS “60 Minutes” yang ditayangkan pada Minggu, 2 November 2025 waktu setempat.
Namun, saat ditanya lebih lanjut mengenai masa jabatan Presiden Maduro, Trump menambahkan, "Saya akan mengatakan demikian. Saya rasa begitu, iya."
Baca Juga: Trump: Rusia dan China Diam-diam Lakukan Uji Coba Nuklir
Maduro sendiri tengah menghadapi dakwaan perdagangan narkoba yang dilayangkan oleh pemerintah AS. Ia menuduh Washington menggunakan tuduhan tersebut sebagai alasan untuk “memaksakan perubahan rezim” di Caracas dengan tujuan menguasai cadangan minyak besar yang dimiliki Venezuela.
 
 Presiden AS Donald Trump berbicara kepada wartawan saat perjalanan ke Tokyo di pesawat Air Force One, Senin, 27 Oktober 2025. ANTARA FOTO/REUTERS/Evelyn Hockstein/agr (Antara) 
Dalam beberapa pekan terakhir, pasukan AS telah melancarkan lebih dari 15 serangan terhadap kapal-kapal di perairan Karibia dan Pasifik, menewaskan sedikitnya 65 orang.
Serangan terbaru dilaporkan terjadi pada Sabtu, 1 November 2025 waktu setempat dan memicu kritik dari sejumlah negara di kawasan tersebut.
Baca Juga: Pelaku Percobaan Pembunuhan Trump Minta Bunuh Diri dan Tukar Nyawa
Sejumlah pakar hukum internasional menilai bahwa operasi militer tersebut berpotensi melanggar hukum internasional karena dilakukan tanpa proses peradilan, sehingga dapat dikategorikan sebagai tindakan pembunuhan di luar hukum.
Meski mengklaim target serangan adalah para penyelundup narkoba, Washington hingga kini belum memberikan bukti konkret yang mendukung klaim tersebut.
Tindakan agresif AS di kawasan Amerika Latin ini kembali memunculkan perdebatan mengenai batas kewenangan intervensi militer dalam upaya pemberantasan narkotika internasional, serta memperkuat pandangan bahwa ketegangan antara Washington dan Caracas masih jauh dari kata usai.
            
 Arsip - Presiden Amerika Serikat Donald Trump. (ANTARA)